Senin 22 Sep 2014 21:37 WIB

Kewalahan Tampung Pengungsi, Turki Tutup Perbatasan

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Mansyur Faqih
Milisi ISIS
Foto: Reuters
Milisi ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, SURUC -- Turki mulai menutup perbatasannya dengan Suriah setelah sekitar 100 ribu pengungsi Kurdi menyeberang sejak Jumat.

Dilansir dari AKIpress, Senin (22/9), penutupan itu juga didorong adanya bentrok antara pasukan keamanan Turki dan warga Kurdi yang berunjuk rasa, Ahad. Sebagian besar pengungsi berasal dari kota Kobane tempat pasukan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mulai mendekat.

BBC melaporkan pasukan keamanan Turki bentrok dengan pengungsi. Sebagian pengunjuk rasa itu mencoba pergi ke Suriah untuk bertempur melawan kelompok ISIS.

Demonstran melempar batu ke arah pasukan keamanan. Lemparan batu dibalas dengan tembakan gas air mata dan semburan meriam air. Tidak ada laporan pengunjuk rasa yang menderita luka parah.

Kelompok militan terlarang Kurdistan Workers' Party (PKK) meminta warga Kurdi bergabung melawan ISIS. Pasukan ISIS menguasai sebagian besar kota Kurdi. Dalam beberapa hari, mereka mampu menguasai puluhan kota. Mereka membunuh warga desa sekitar tanpa memandang usia untuk menciptakan ketakutan pada para warga. 

"ISIS terus mendekat. Di setiap tempat yang mereka lewati mereka membunuh, melukai dan menculik orang-orang. Banyak orang hilang dan diculik," kata seorang dokter Welat Avar melalui telepon.

Dia mengatakan, warga sangat membutuhkan obat-obatan dan peralatan untuk melakukan operasi. Saat ini pun banyak warga tewas. Pasukan ISIS memenggal kepala sejumlah orang.

Wakil partai HDP yang pro-Kurdi Ibrahim Binici mengatakan, ISIS melakukan operasi genosida dengan memenggal kepala satu atau dua penduduk desa dan menunjukkan pada warga lain. "Ini situasi yang memalukan bagi kemanusiaan," ujar Binici.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan perebutan kota dimulai Selasa. ISIS telah menguasai sedikitnya 64 desa di sekitar Kobane. 

Pada Ahad, pasukan ISIS hanya berjarak sekitar 10 kilometer dari Kobane yang juga disebut Ayn al-Arab. Laporan menyebutkan ISIS memiliki senjata berat, termasuk tank. 

Observatorium mengatakan sedikitnya 11 warga sipil, termasuk dua anak laki-laki tewas dibunuh pasukan ISIS, Sabtu pekan lalu. 

Sebelum gelombang pengungsi memasuki Turki dua hari lalu, telah ada lebih dari satu juta pengungsi Suriah di Turki. Mereka melarikan diri dari negaranya sejak pemberontakan menuntut Presiden Bashar al-Assad mundur tiga tahun lalu. Sejumlah pengungsi yang baru tiba ditampung di sekolah yang sudah penuh. 

Jumat pekan lalu, Turki membuka perbatasannya sepanjang 30 kilometer. Badan pengungsi PBB UNHCR mengatakan pada Senin dari sembilan pos pengamanan, hanya dua yang tetap buka.

AS mengatakan akan melakukan serangan kepada ISIS. Sejauh ini, AS melakukan serangan udara kepada ISIS di Irak. Menyerang ISIS di Suriah lebih rumit. Sebagian karena kekuatan sistem pertahanan Suriah dan karena serangan udara asing tidak disetujui Presiden Assad.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement