Selasa 23 Sep 2014 07:21 WIB

Masalah Struktural Tantangan Utama Kabinet Tri Sakti

Rep: Elba Damhuri/ Red: Esthi Maharani
Jokowi
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prospek ekonomi Indonesia dapat lebih meningkat apabila prakondisi kebijakan untuk mendukung kenaikan produktivitas dan daya saing domestik terpenuhi.

Pengamat ekonomi UI Muslimin Anwar mengatakan beberapa tantangan tersebut berkaitan dengan permasalahan pada struktur pembiayaan, struktur produksi domestik. Ini termasuk masalah ketahanan energi dan ketahanan pangan serta dampaknya terhadap pengelolaan subsidi di APBN, dan ketersediaan modal dasar pembangunan.

Kebijakan struktural di sisi produksi, kata dia, perlu diarahkan untuk membangun ketersediaan modal dasar bagi bertumbuh kembangnya industri-industri domestik yang berdaya saing global.

Kebijakan-kebijakan yang perlu dipercepat implementasinya mencakup penyediaan infrastruktur konektivitas, baik fisik maupun digital, yang berkualitas dan efisien, dan modal manusia handal yang berdaya-saing global.

"Juga, iklim usaha dan institusi yang kondusif bagi partisipasi swasta yang lebih luas dalam pembangunan," kata Muslimin Anwar, Selasa (23/9).

Melalui percepatan ini, Muslimin berharap sektor produksi domestik dapat lebih andal dan terintegrasi ke rantai produksi global. Kebijakan-kebijakan memperkuat kedaulatan energi dan pangan pun harus dipercepat implementasinya.

Kebijakan struktural terkait pengelolaan subsidi BBM, menurut Muslimin, cukup penting karena akan memengaruhi berbagai aspek struktural lainnya. Pada satu sisi, pengelolaan subsidi BBM yang optimal akan dapat memastikan tersedianya ruang fiskal untuk mendorong pertumbuhan.

Pada sisi lain, pengelolaan subsidi BBM akan berkontribusi pada penguatan modal-modal dasar bagi pertumbuhan sektor industri domestik yang berdaya-saing global dan mandiri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement