Ahad 28 Sep 2014 16:22 WIB

Manfaat Kesehatan Minuman Energi Kembali Dipertanyakan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOUNE -- Sekelompok pemerhati kesehatan di Australia sedang berselisih dengan industri minuman. Perselisihan diawali akibat perubahan label minuman energi yang akan diajukan.

Badan yang mengurusi kode standar makanan di Australia dan Selandia baru, atau FSANZ, mempertimbangan usulan untuk melonggarkan pembatasan klaim kesehatan dari sejumlah produsen minuman olahraga.

Manajer eksekutif dari Koalisi Kebijakan Obesitas (OPC) di Australia, Jane Martin memperingatkan klaim kesehatan yang dibuat berpotensi menyesatkan publik. "Minuman energi ini dianggap tidak sehat," ujar Martin. "Karena kandungan gulanya yang tinggi, mereka tidak bisa membuat klaim kesehatan seperti yang disebutkan," ujarnya belum lama ini.

Studi terbaru di Australia menunjukkan minuman berenergi tidak memiliki manfaat

Tetapi pihak Dewan Minuman Dalam Kemasan Australia mengatakan telah banyak penelitian dan studi yang menyebutkan manfaat dari minuman energi.

"Beberapa diantara klaimnya adalah minuman energi lebih mudah diserap tubuh dibandingkan air biasa sesudah aktivitas berat, bisa dua kali lebih cepat diserap tubuh," ujar Geoff Parker. "Ada juga klaim yang menyebutkan minuman energi membantu penyerapan air dan melepaskan dahaga para atlit lebih cepat."

Parker juga cukup yakin kalau konsumen tidak akan membeli produk yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

"Banyak minuman berenergi mengandung gula, karena memang membutuhkan kandungan tinggi untuk mendapatkan benefit hidrasi," kata Parker. "Tapi juga ada kandungan lainnya, seperti karbohidrat dan elektrolit, yang mana cocok untuk membant hidrasi bagi atlet yang melakukan aktivitas intensif."

Pada bulan Februari lalu, FSANZ sudah mengumumkan akan mempertimbangkan "mengizinkan produk-produk untuk keperluan olahraga untuk membuat klaim soal benefit, juga efek, baik secara fisik dan psikologi."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement