REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mengatakan pimpinan TNI-Polri melalui tim investigasi gabungan perlu menyelidiki, apakah bentrokan TNI AD dan Polri yang terjadi di Batam berkaitan dengan aksi membacking bisnis ilegal.
"Apakah bentrok berkaitan backing bisnis BBM ilegal yang seperti diisukan," ujarnya, Selasa (23/9).
Neta mengatakan hal itu harus dijelaskan secara transparan kepada publik. Termasuk tindakan tegas yang dilakukan kepada oknum-oknum aparat yg terlibat bentrokan.
"Tujuannya agar ke depan bentrokan serupa tidak terjadi," katanya.
Selain itu menurutnya, pimpinan TNI-Polri harus segera mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang menjadi pemicu bentrokan. Serta memproses secara hukum pelaku penembakan.
Neta melanjutkan para pimpinan aparat keamanan TNI-Polri di Batam, harus menjamin bahwa bentrokan tersebut tidak berlanjut lagi, sehingga keamanan Batam tetap kondusif.
Selain itu, IPW juga memberi apresiasi pada para pimpinan TNI-Polri di Batam yg bergerak cepat mengantisipasi situasi sehingga situasi kota Batam tetap kondusif.
Sebab setiap kali aparat keamanan, seperti TNI-Polri, bentrok tentu akan membuat resah masyarakat termasuk di Batam. Menurutnya ketika TNI-Polri bentrok, masyarakat sangat ketakutan dan sempat membuat kota Batam bagai kota mati.
"Bentrokan antara TNI-Polri yg terjadi di Batam sangat disesalkan, apalagi jika mengingat Batam adalah "pintu gerbang" yang berhadapan langsung dengan Singapura," katanya.
Ia menambahkan dengan kondisi seperti ini, seharusnya semua aparat keamanan dapat menahan diri agar citra bangsa Indonesia dan citra Indonesia sebagai kawasan yang aman dapat tetap terjaga. Namun sangat disayangkan akibat sikap arogan antar aparat, bentrokan itu terjadi dan 4 anggota TNI tertembak.
"Oleh karena itu, IPW berharap kasus ini segera diusut tuntas,"