REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan transaksi dalam jaringan "e-commerce" merupakan peluang bagi Indonesia untuk memasarkan berbagai produk ke Republik Rakyat Cina.
"Produk dari Indonesia dan ASEAN secara umum bisa masuk ke Cina dengan baik dan akan meningkat lagi jika kita bisa memanfaatkan peluang itu," kata Bayu di Jakarta, Selasa (23/9).
Menurut dia, produk Indonesia sangat diminati oleh pasar Cina seperti bulu mata palsu, furnitur, kopi, sabun serta batik. Maka dari itu, dia mengharapkan nilai perdagangan akan terus tumbuh dengan adanya kemudahan transaksi yang ditawarkan "e-commerce".
Wamendag mengatakan ASEAN dan Tiongkok terus mempersiapkan diri dalam mengantisipasi pertumbuhan "e-commerce". Terdapat acara "China-ASEAN e-commerce Summit" yang menjadi kegiatan untuk membahas berbagai hal terkait transaksi elektronik termasuk regulasinya.
"Nantinya, kerja sama e-commerce antara ASEAN dan Cina akan memudahkan kedua belah pihak dalam melakukan perdagangan. Tetapi perlu diperkuat regulasinya agar tidak ada yang dirugikan. Peraturan tentu penting untuk melindungi kepentingan pelaku usaha dan konsumen terutama di Indonesia. Regulasi juga jangan terlalu rumit agar tidak menjadikan transaksi online yang sejatinya mudah menjadi sulit," katanya.
Perkembangan transaksi online sendiri secara global mengalami pertumbuhan meningkat. Nilai transaksi bisnis "e-commerce" secara global telah mencapai 1,25 triliun dolar AS pada 2013. Untuk 2014, diperkirakan naik menjadi 1,5 triliun dolar AS.
"Kita sedang mempromosikan bisnis ini dengan mempersiapkan regulasi e-commerce. Bisnis ini berkembang. Di satu sisi melindungi konsumen dan melindungi rintisan bisnis yang menggunakan e-commerce sebagai basis. Sehingga yang menggunakan transaksi internasional bisa mendapatkan kepastian dan perlindungan," kata dia.