REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Teknologi modifikasi cuaca berupa hujan buatan akan terus digencarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam upaya menanggulangi bencana kebakaran hutan dan lahan di Tanah Air.
Menurut Kepala BNPB Syamsul Maarif, hujan buatan telah dan akan dilakukan pada titik-titik di mana hotspot masih ditemukan. "Sampai dua minggu (hujan buatan). Sejak Senin kemarin telah dimulai," ujar Syamsul kepada wartawan seusai Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Griya Agung, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (23/9).
Berdasarkan data BNPB, terdapat beberapa provinsi dengan titik api yang masih masif antara lain Sumatera Selatan (40 titik), Kalimantan Barat (41 titik) dan Kalimantan Tengah (41 titik). Sedangkan jarak pandang yang masih rendah lantaran kabut asap tercatat di Pekanbaru (5 kilometer), Palembang (4 kilometer), Pontianak (5 kilometer), Palangkaraya (4 kilometer), Banjarmasin (3 kilometer) dan Samarinda (5 kilometer). Syamsul menjelaskan, anggaran untuk pengadaan hujan buatan sudah termasuk ke dalam total anggaran penanggulangan bencana kebakaran dan hutan 2014 sebesar Rp 355 miliar.
Sampai kini, BNPB telah menggunakan alokasi anggaran sejumlah Rp 320 miliar dengan Rp 28 miliar di antaranya untuk wilayah Sumatera Selatan. "Kalau kurang, kita ajukan lagi (ke DPR). Walau Oktober diperkirakan sudah musim hujan, kita tidak ingin kecolongan," kata Syamsul. Lebih lanjut, Syamsul mengatakan, untuk mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan, diperlukan sinergi antara pusat dan daerah.