REPUBLIKA.CO.ID, SUMEDANG -- Presiden terpilih yang juga kader PDIP, Joko Widodo, diprediksi akan menjadi figur kuat, sehingga berpeluang menggantikan Megawati sebagai ketum partai tersebut.
Direktur Eksekutif Poll Tracking Institute, Hanta Yudha, menyatakan mengenai ketua PDI-P, ada dua kemungkinan, tetap Megawati atau Jokowi mengambil alih.
"Untuk jangka pendek, hal ini menguntungkan partai politik, namun untuk jangka panjang, tidak terlalu membawa dampak positif karena PDIP akan bergantung pada figur-figur kuat,” imbuhnya
Sementara itu, Wasekjen Partai Hanura, Kusnandar, mengatakan, “Jokowi-JK dengan kabinet barunya akan menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan roda pemerintahannya, untuk itu perlu dilakukan berbagai strategi untuk menghadapi berbagai permasalahan yang ada yang pro-rakyat.”
Kusnandar melanjutkan, saat ini Kabinet Jokowi-JK sudah melakukan komunikasi politik dengan parpol koalisi untuk sharing politik. Penyakit yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah ketidaksiapan masyarakat akan tanggung jawab dari proses demokrasi.
"Edukasi politik sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat lebih cerdas. Demokrasi saat ini harus melihat ke depan.”
Dengan kabinet yang dibuat oleh Jokowi-JK, yang memutuskan tetap dengan 34 Kementerian, dimana 18 Menteri diisi dengan professional murni dan sisanya dengan professional parpol adalah hal yang merupakan sharing politik bukan merupakan transaksi politik dari awal.
"Karena tidak akan bisa lepas dari kebutuhan akan partai politik di parlemen.”