Rabu 24 Sep 2014 13:10 WIB

Hasil Akhir RUU Pilkada Sulit Diprediksi

Rep: c83/ Red: Bilal Ramadhan
Aktivis yang tergabung dalam Koalisi Kawal RUU Pilkada melakukan aksi tolak RUU Pilkada di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (14/9).  (Republika/ Tahta Aidilla)
Aktivis yang tergabung dalam Koalisi Kawal RUU Pilkada melakukan aksi tolak RUU Pilkada di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (14/9). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Direktur Eksekutif Indobarometer, Muhammad Qodari mengatakan hasil akhir RUU pilkada yang akan disahkan besok (25/9) akan sulit diprediksi. Hal tersebut dikarenakan, akan ada beberapa partai yang tidak solid sehingga memungkikan anggotanya untuk membelot dari putusan partai

"Ini akan sulit diprediksi. Apalagi ditambah adanya empat opsi tambahan, baik itu opsi dari Demokrat dan DPD. Beberapa opsi itu saja bisa memecah suara," ujar Muhammad Qodari saat dihubungi Republika rabu (24/9).

Ia menjelaskan, suara partai PPP, PAN dan Golkar yang mendukung pilkada DPRD  kemungkinan akan terbelah jika pengesahan RUU pilkada dilakukan melalui mekanisme voting. Hal tersebut dikarenakan, konflik internal partai dan adanya kader yang membelot akan membat hasil voting sulit diprediksi.

Ia menambahkan, jika berdasrkan hitungan di atas kertas kubu PDIP yang mengusung Pilkada langsung bisa menang. Namun karena masih ada beberapa gejolak politik, maka tidak bisa dipastikan. "Seperti suara PPP yang akan terbelah karena ada yang pendukung SDA dan Emron Pangkepi. PAN  akan seperti itu juga dan beberapa kader Golkar ada yang membelot ," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement