REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA – Angin kencang yang melanda Wilayah Cirebon sejak sebulan lalu, masih terus terjadi. Masyarakat dan nelayan pun diimbau untuk tetap mewaspadai kondisi tersebut.
Forecaster Badan Meteorologi, Geologi dan Klimatologi (BMKG) Stasiun Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Ahmad Faaiziyn, menjelaskan, setiap tahun, angin kencang terjadi pada Agustus, September dan Oktober. Sepanjang tiga bulan tersebut, kecepatan angin melebihi normalnya.
''Di Cirebon, angin kencang ini disebut angin kumbang,'' ujar pria yang biasa disapa Faiz itu, Rabu (24/9).
Faiz menyebutkan, dalam keadaan normal, kecepatan angin rata-rata 5 - 20 km per jam. Namun saat ini, kecepatan angin rata-rata mencapai 5 - 35 km per jam.
Faiz menambahkan, angin kencang tersebut harus diwaspadai, terutama oleh nelayan. Pasalnya, tiupan angin kencang akan menyebabkan gelombang tinggi di laut. ''Para nelayan harus hati-hati saat melaut, terutama yang melaut menggunakan kapal kecil,'' tutur Faiz.
Tak hanya nelayan, lanjut Faiz, angin kencang juga harus diwaspadai oleh masyarakat. Pasalnya, angin kencang bisa menyebabkan debu-debu beterbangan dan bisa mengganggu kesehatan.
Apalagi, menjelang puncak musim kemarau seperti sekarang, suhu udara di Wilayah Cirebon semakin tinggi. Yakni sekitar 36 derajat celcius.
''Kalau berpergian keluar rumah sebaiknya memakai pelindung seperti jaket, topi dan masker bagi pengendara motor karena debu tertiup angin,'' kata Faiz.