Rabu 24 Sep 2014 14:10 WIB

Asing Sangat Berminat Meneliti Indonesia. Ada Apa?

Rep: c91/ Red: Erdy Nasrul
Para peneliti asing berdiskusi membahas hasil penelitian tentang Situs Gunung Padang di Gunung Padang, daerah Cianjur, Kamis (5/12).  (Republika/Edi Yusuf)
Para peneliti asing berdiskusi membahas hasil penelitian tentang Situs Gunung Padang di Gunung Padang, daerah Cianjur, Kamis (5/12). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia, perlu dikelola secara efisien. Menurut Staf Ahli Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bidang Pangan dan Pertanian, Benyamin Lakitan, pengelolaan yang tepat merupakan tantangan bagi bangsa.

"Kita harus bersyukur dengan kekayaan hayati yang kita miliki," ujarnya dalam Acara Pembukaan Bioresources Lipi Expo, di IPB International Convention Center (ICC), Bogor, Rabu, (24/9). Ia menambahkan, alam perlu dimanfaatkan dan dikembangkan, namun jangan dieksplorasi berlebihan.

Benyamin menjelaskan, kekayaan alam harus dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi harus tetap memperhatikan sumber daya yang ada. Ia berharap, ada kontribusi nyata dalam pembangunan nasional.

"Jangan sampai terjadi eksplorasi berlebihan terhadap keanekaragaman hayati dengan alasan pembangunan," tegasnya. Benyamin menilai kecenderungan merusak cukup tinggi, bila tak ada pengawasan serta regulasi jelas.

Ia mengungkapkan, minat peneliti asing di Indonesia pun sangat tinggi. Keanekaragaman Indonesia menjadi daya tarik tersendiri.

Hanya saja, sebagai bagian dari pemerintah, ia merasa khawatir, bila pihak asing lebih memahami kondisi alam Indonesia, dibandingkan bangsa Indonesia sendiri. “Kita harus tetap waspada agar hal itu tak terjadi," tuturnya.

Selain Bambang, Gubernur Sumatera Barat, dan beberapa pemimpin dari berbagai kampus pun turut hadir dalam acara yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tersebut. Acara resmi dibuka sekitar pukul 09.25 WIB, ditandai dengan pemukulan gong oleh Ketua LIPI, Lukman Hakim.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement