REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA–Peluang tokoh-tokoh daerah untuk masuk kabinet pemerintahan Jokowi-JK makin besar. Indikasi tersebut dilihat dari tren beberapa tahun terakhir, banyak tokoh daerah yang berkualitas dan terbukti mampu mewarnai politik Tanah Air.
“Malah sebenarnya tokoh-tokoh daerah banyak yang lebih berkualitas, sebab ketokohannya sudah sangat mengakar,” kata Guru Besar Tata Negara Universitas Lambung Mangkurat Hadin Muhjad, Rabu (24/9).
Sebaliknya, kata Hadin, tokoh nasional yang berbasis di Jakarta kansnya lebih kecil. Lantaran membutuhkan lebih banyak referensi tentang daerah dan wawasan kenusantaraan, mengingat wilayah Indonesia yang begitu luas.
Menilik hal tersebut, Hadin menilai ,tokoh yang memiliki prestasi dari daerah mesti diberi ruang lebih besar. Terutama tokoh daerah yang berprestasi secara nasional dan kualitasnya tidak kalah dengan tokoh dari Jakarta.
Pengamat politik Fadjroel Rachman secara terpisah mengatakan, untuk bermain di level nasional, ada beberapa kriteria bagi para tokoh daerah untuk melaju ke kancah politik nasional. Mereka, jelasnya, harus berprestasi, memiliki kompetensi, integritas dan lebih penting lagi tidak korupsi. Selain itu tidak terlibat pelanggaran hak asasi manusia.
“Sebenarnya standar yang harus diperhatikan sangat umum dan bisa diperhitungkan. Sebagai contoh, Pak Jokowi itu berasal dari kota yang sangat kecil, namun dia mampu mengalahkan tokoh-tokoh nasional.Sekarang fenomena seperti sosok Jokowi dan Ahok ini juga mulai bermunculan dari daerah,” kata Fadjroel.
Ia juga menyebutkan sejumlah tokoh daerah seperti Walikota Bandung Ridwan Kamil, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Banjar Sultan Khairul Saleh, Nurdin Abdullah (Bupati Bantaeng), dan beberapa nama lainnya.
“Orang-orang baik ini memang harus mengampanyekan diri, semuanya harus dicatat. Jadi mereka harus mendapat dukungan dari daerahnya, media lokal maupun media nasional. Itu yang namanya dukungan sosial,” pungkas Fadjroel.