Kamis 25 Sep 2014 15:37 WIB

Vonis Anas Mengecewakan

Red: Erdy Nasrul
Anas Urbaningrum
Anas Urbaningrum

REPUBLIKA.CO.ID,TAIPEI -- Sejumlah mahasiswa asal Indonesia di Taiwan kecewa atas vonis majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta terhadap mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

"Vonis yang dijatuhkan majelis hakim terhadap Anas masih belum memenuhi rasa keadilan warga negara Indonesia," kata Muhammad Mirwan mahasiswa asal Indonesia di National Taiwan University (NTU), Taipei, Kamis.

Ia melihat hukum di Indonesia hanya tegas terhadap masyarakat golongan lemah.

Sementara Anas yang didakwa melakukan korupsi pada proyek pembangunan kompleks olahraga terpadu di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, senilai ratusan miliar rupiah bersama koleganya di Partai Demokrat hanya dikenai hukuman penjara selama delapan tahun, denda Rp300 juta, dan membayar uang pengganti Rp57,5 miliar serta 5,2 juta dolar AS.

"Kita semua masih ingat vonis yang dijatuhkan kepada keluarga miskin yang mencuri kakau, mencuri sandal jepit, memetik pisang tetangga, dan kasus-kasus lain yang hukumannya lebih berat daripada perbuatannya," ucap mahasiswa program S-2 NTU itu.

Padahal menurut Mirwan, orang-orang seperti itu melakukan tindak pidana karena terdesak oleh pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.

"Kebutuhan makan dan terbelit utang yang harus segera dilunasi menjadi kenyataan yang tak bisa dimungkiri. Mereka tidak punya banyak kesempatan untuk korupsi. Beda dengan para pejabat atau politikus yang dengan mudahnya mengatur dan menggunakan uang rakyat," ujar lulusan Teknik Elektro Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, itu.

Pendapat senada juga disampaikan Muhammad Arif, mahasiswa Indonesia di National Taipei University (NTPU). "Vonis itu masih terlalu ringan untuk pelaku korupsi seperti Anas," ujarnya.

Demikian pula dengan Hariyanto, mahasiswa Indonesia di National Taiwan Normal University (NTNU), Taipei, yang tidak puas atas hukuman penjara untuk mantan Ketua Umum PB Himpunan Mahasiwa Islam (HMI) itu.

"Pasti terlalu ringanlah dan tidak setimpal dengan perbuatannya. Lalu bagaimana dengan janji Anas yang siap digantung di Monas itu?" ujar mahasiswa asal Kota Surabaya itu menagih janji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement