REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat menyatakan, keputusan walk out dalam sidang paripurna pembahasan RUU pilkada karena sikap PDI Perjuangan.
Partai moncong putih itu dianggap tidak serius dan tak aktif dalam menanggapi opsi ketiga yang ditawarkan Demokrat.
Keputusan walk out Demokrat juga dianggap sebagai penegas kalau partai penguasa itu menempatkan diri netral dan bebas aktif.
"Ketika lobi sebelum paripurna PDIP tidak serius menanggapi opsi Demokrat yang meminta pilkada langsung dengan 10 syarat. Demokrat sedih usulannya tidak di tampung. Akhirnya memutuskan walk out," ujar anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok saat dihubungi ROL, Jumat (26/9).
Ia menjelaskan, seharusnya PDIP serius menanggapi opsi ketiga dari Demokrat tersebut. Misalnya, dengan melakukan lobi di luar persidangan, bukan di paripurna.
Sehingga, opsi ketiga yang ditawarkan Demokrat muncul pada saat sidang paripurna.
Namun, kata dia, PDIP tidak berusaha melakukan lobi di luar. Malah terkesan hanya ingin menerima beres semua opsi Demokrat tersebut.
Karena 10 syarat yang diajukan Demokrat tidak mudah dimasukan dalam perundang-undangan. "Kalau soal walk out, PDIP yang sering walk out. Maka ini kan cuma niru PDIP. Bukan pengkhianat," katanya.