Jumat 26 Sep 2014 18:08 WIB

Indonesia Masih Kekurangan Ratusan Tenaga Epidemiolog

Ilustrasi.
Foto: Antarafoto
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia masih kekurangan lebih dari 200 orang tenaga epidemiolog lapangan dari total kebutuhan 579 orang untuk 34 provinsi yang sangat dibutuhkan terutama untuk melakukan investigasi kejadian luar biasa (KLB) atau wabah.

"Saat ini baru ada sekitar 300 epidemiolog, memang tenaga kita masih kurang sekali. Tenaga yang ada juga belum dimanfaatkan optimal dalam fungsinya sebagai epidemiolog," ujar Sekretaris Direktoral Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan M. Subuh saat temu media di Jakarta, Jumat (26/9).

Selain tenaga ahli epidemiolog lapangan, Subuh menyebutkan juga dibutuhkan 1.022 tenaga asisten epidemiolog lapangan untuk 511 kabupaten di 34 provinsi.

Rinciannya untuk setiap provinsi dibutuhkan idealnya dua tenaga ahli epidemiologi lapangan sedangkan untuk kabupaten dibutuhkan satu tenaga ahli epidemiologi lapangan dan dua asisten serta untuk puskesmas dibutuhkan minimal satu tenaga asisten ahli epidemiologi lapangan.

Saat ini pendidikan untuk ahli epidemiologi lapangan baru tersedia di Universitas Indonesia dan Universitas Gajah Mada dan Subuh mengakui bahwa peminatnya masih kurang. "Kita masih sosialisasi kembali (pentingnya tenaga ahli epidemiologi lapangan) terutama pada pemerintah-pemerintah daerah maupun sektor-sektor diluar itu yang juga membutuhkan," ujar Subuh.

Tenaga epidemiolog itu akan bertugas untuk mengaplikasikan metode epidemiologi untuk menyediakan informasi dan saran epidemiologi bagi para pengambil keputusan ditingkat pusat maupun daerah dalam membuat program penanggulangan masalah kesehatan masyarakat.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement