REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah sekolah akan melawan larangan kurban di Sekolah Dasar. Hal ini karena larangan itu dianggap tidak tepat.
Wakil Kepala Sekolah SDI Tarbiyah Islamiyah, Rusli Sahal mengaku belum menerima surat edaran, terkait larangan pemotongan hewan kurban. Kata dia dilarang atau tidak pihaknya tetap akan melaksanakan sunah nabi, memotong hewan kurban. "Dilarang atau tidak, kita tetap kurban di sini. Kita tentang keras kalau dilarang," ujarnya.
Sama dengan pendapat Sukoto, menurut Rusli, kalau pemotongan hewan kurban di sekolah bisa menjadi media pembelajaran bagi anak-anak terkait sunah yang diajukan oleh agama Islam.
Kata Rusli, berlebihan jika pemprov melarang pihak sekolah SD memotong kurban hanya karena faktor psikologis anak. " kayanya gak tepat alasannya itu," katanya.
Kalau larangan pemotongan hewan kurban hanya karena alasan dapat mengganggu psikologi anak, kata Rusli, proses pemotongan hewan kurban di Mushola dan di Mesjid juga harusnya dilarang. Kalaupun anak-anak tidak melihat proses pemotongan hewan kurban di sekolah, mereka bisa melihatnya di Masjid-masjid.
Sementara orang tua murid SDN Grogol Utara 12 pagi, Nining 32 tahun menceritakan, tidak ada masalah apapun terhadap anaknya setelah melihat proses pemotongan hewan kurban. Nining mengaku aneh jika larangan pemotongan hewan kurban karena dapat berpengaruh pada psikologi anak-anak.
"//Lah ko// bisa dikait-kaitkan ke situ? Malah anak-anak kite senang ngeliat kambingnya dipotong disekolahan," katanya.