REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo menilai saatnya untuk meningkatkan produksi biodiesel menyusul harga jual crude palm oil yang melemah.
"Kebijakan Pemerintah menurunkan bea keluar atau BK CPO (crude palm oil) menjadi nol persen mulai 1 Oktober 2014 itu tidak efektif atau menguntungkan.Sebaiknya ditambah dengan kebijakan peningkatan penyerapan CPO untuk biodiesel," kata Sekretaris Apindo Sumut, Laksamana Adiyaksa di Medan, Jumat (26/9).
Dia mengatakan, BK nol persen tidak memberi manfaat maksimal kepada pengusaha karena memang harga jual dinilai sudah sangat rendah atau di kisaran bahkan di bawah 800 dolar AS per metrik ton.
Penetapan BK nol persen itu dinilai sesuatu yang sangat wajar dan tidak akan menolong maksimal kesulitan pengusaha dan petani dari harga jual yang turun serta bisa mendorong terjadi ekspor secara besar-besaran.
"Ekspor tetap tidak akan mengalami lonjakan besar-besaran karena permintaan sedang melemah,"katanya.
Menurut Laksamana, pengusaha dan petani baru akan merasakan dampak positif kalau Pemerintah benar-benar menerapkan kebijakan penyerapan CPO untuk biodiesel karena hal itu akan mendorong bertahan menguatnya harga dan permintaan tandan buah segar (TBS) atau CPO.
"Pemerintah sudah seharusnya mendorong PLN dan Pertamina menyerap biodiesel lebih besar untuk kebutuhan energinya," katanya.