REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejumlah tokoh Islam di Amerika Serikat yang berasal dari berbagai kalangan meminta agar pemikir-pemikir Islam asal Indonesia dapat tampil lebih mewarnai ruang diskusi dan juga forum-forum pemikiran dalam skala internasional.
Dino mengatakan umat Islam di Indonesia dinilai memiliki pandangan yang moderat sehingga pemikirannya dinilai menyejukkan dan bisa diterima oleh semua kalangan.
Sementara itu mengenai perkembangan Islam di Amerika Serikat, komunitas Islam mendapatkan peluang ekonomi maupun sektor lain yang baik.
"Mereka umumnya merasa mendapat peluang ekonomi dan politik besar. Misalkan tadi ada satu wali kota meski penduduk Islam hanya 1 persen, namun terpilih. Jadi mereka mencerminkan kepercayaan diri yang kuat sebagai segmen Muslim di Amerika Serikat," katanya.
Masjid Indonesia di Washington DC merupakan inisiasi dari sejumlah kalangan dan dikelola oleh Indonesian Muslim Asscosiation of America (IMAAM).
Masjid sekaligus pusat kegiatan Islam itu berdiri di atas tanah seluas 11.300 meter persegi dan dibeli secara penuh untuk kegiatan IMAAM pada Juni 2014.
IMAAM sendiri merupakan organisasi nonprofit berpusat di kawasan Silver Spring Maryland dan memiliki anggota 500 kepala keluarga sejak 1993.
Kepada pengurus IMAAM, Presiden Yudhoyono menitipkan agar Masjid dan pusat kegiatan Islam itu dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk membuka ruang persahabatan dan dialog dengan berbagai pihak, baik antarumat Islam maupun umat beragama di luar Islam.
Setelah meresmikan masjid tersebut, Presiden dan rombongan kemudian menunaikan shalat Jumat. Usai shalat Jumat Presiden kemudian mengadakan pertemuan dengan beberapa pemuka umat Islam di Amerika Serikat dan melakukan dialog.