REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius Jumat mengatakan bahwa perundingan enam negara kuat dengan Iran yang diadakan di Perserikatan Bangsa Bangsa telah gagal untuk menghasilkan kemajuan dalam membatasi program nuklir Tehran.
"Saat ini ketika saya berbicara, tidak ada kemajuan yang signifikan," kata Fabius kepada wartawan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York.
Para perunding dari apa yang disebut P5+1 terdiri dari Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia, Amerika Serikat ditambah Jerman membuka babak baru pembicaraan Jumat lalu, dengan hanya dua bulan lagi mencapai kesepakatan tentang program nuklir Teheran itu.
Dengan tidak ada kemajuan yang jelas dicapai, Menteri Luar Negeri AS John Kerry Kamis malam bertemu untuk pembicaraan segitiga dengan timpalannya Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan, pembicaraan akan "mengambil bagian dari pekerjaan yang telah dilakukan pekan ini dan mendiskusikan jalan ke depan."
Akan ada pembicaraan lebih lanjut antara trio itu pada Jumat.
"Kami akan segera bertemu lagi. Kami menyesal bahwa belum ada kemajuan," kata Fabius.
Lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman tersebut berusaha mencapai kesepakatan untuk skala kembali kegiatan nuklir Teheran sampai batas waktu 24 November.
Iran ingin sanksi-sanksi PBB dan Barat dicabut, dan mendorong haknya untuk memperkaya uranium, satu proses yang dapat menghasilkan bahan baku bom.
Tetapi Teheran telah lama membantah bahwa programnya untuk mengembangkan senjata nuklir.