REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sikap Fraksi Demokrat yang memutuskan walkout dalam Rapat Paripurna DPR terkait Rancangan Undang-undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada), Kamis (25/9) hingga Jumat (26/9) dini hari WIB, masih mengundang misteri. Anggota Fraksi Partai Demokrat Ramadhan Pohan mencoba menceritakan latar belakang sikap partai berlambang bintang mercy tersebut.
Menurut Ramadhan, arahan Ketua Umum Partai Demokrat yang juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada fraksi sangat jelas yaitu mendorong opsi pilkada langsung dengan 10 perubahan. "Itu yang saya tangkap," ujar Ramadhan dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (27/9).
Bahkan, menurut Wakil Sekretaris Jenderal PD ini, Ketua Harian PD Syarief Hasan dan Sekjen PD Ibas Yudhoyono pun hadir di parlemen. "Saat WO pun saya terperangah," kata Ramadhan.
Namun, Ramadhan mengaku tidak mengetahui siapa di balik komando WO tersebut. "Kalau itu gabungan persoalan yang sulit," ujar Ramadhan. Apakah komandannya adalah SBY, Ramadhan menjawab singkat. "Nggak," kata anggota Komisi I DPR tersebut.
Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini mengatakan drama yang terjadi dalam Rapat Paripurna tidak akan dilupakan masyarakat di seluruh Indonesia. Proses pengambilan keputusan pilkada melalui DPRD yang dipertontonkan para elite akan tergambar dalam proses pengambilan keputusan dalam menentukan pemenang pilkada. "Tidak ada daulat rakyat, yang ada daulat elite," kata Titi.