REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG-- Polisi Hong Kong mengosongkan kompleks utama pemerintahan dari demonstran prodemokrasi. Polisi menggunakan semprotan merica untuk membubarkan para pendemo.
Demonstran sebelumnya telah menduduki daerah tersebut sejak Jumat (26/9). BBC News melaporkan, penangkapan dilakukan setelah terjadinya bentrokan dengan polisi. Aparat keamanan menggunakan semprotan merica untuk memulihkan ketertiban.
Hampir 30 orang terluka dan 13 lainnya ditangkap akibat insiden tersebut. Laporan menunjukkan pengunjuk rasa tetap berada di sekitar kompleks.
Sebelumnya, mahasiswa dan aktivis menentang keputusan Beijing untuk menyingkirkan pemilu di Hong Kong pada 2017. Keputusan tersebut mendorong gerakan protes di wilayah otonomi itu. Aksi dipelopori oleh kelompok pusat pendudukan.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan kelompok tersebut pada Sabtu (27/9), penyemprotan merica digunakan tanpa peringatan. Mereka mengutuk aksi petugas dan menganggap petugas melakukan kekerasan yang tak perlu pada pengunjuk rasa damai.
"Kami sangat mengutuk tindakan tersebut, tak hanya melanggar kode etik kepolisian tapi juga menginjak-injak kebebasan rakyat dalam berekspresi," kata kelompok itu.