REPUBLIKA.CO.ID,Jakarta -- Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Fuad Basya mengatakan belum menerima hasil resmi investigasi bentrokan yang berujung pada penembakan anggota TNI Batalyon 134 oleh anggota Brimob Polda Kepulauan Riau, yang terjadi pada Ahad (21/9) pekan lalu.
Majyen TNI Fuad Basya mengatakan belum adanya hasil resmi investigasi dikarenakan tim investigasi gabungan TNI-Polri, masih melakukan investigasi secara rinci. Sebab investigasi ini akan berujung kepada menjatuhkan hukuman kepada orang.
"Bukan karena waktu (lama atau cepat) menjatuhkan hukumannya," ujarnya kepada Republika via sambungan telepon, Ahad (28/9).
Ia mengklaim pihaknya tidak bisa mengeluarkan hasil investigasi dikarenakan pertimbangan waktu. Selain itu, investigasi masih berlangsung agar insiden bentrok tersebut secara terbuka bisa diketahui (akar masalah).
Menurutnya investigasi masih terus dilakukan dan masih terus dibahas. Untuk publikasi keterangan resmi hasil investigasi, pihaknya akan menyampaikan setelah hasil resmi diperoleh.
Saat ini, Fuad mengatakan berdasarkan komitmen Panglima TNI, pihaknya tidak bisa berbicara banyak. Pasalnya tim investigasi masih bekerja sehingga jika ada pernyataan dikhawatirkan akan memengaruhi tim investigasi.
"Komitmen panglima tidak boleh ngomong dulu, tim investigasi masih bekerja, nanti terpengaruhi. Makanya biarkan dengan tenang (tim bekerja)," katanya.
Seperti diketahui pada Ahad pekan lalu, empat orang anggota TNI ditembak oleh anggota Brimob Polda Kepri. Peristiwa itu berawal ketika Polda Kepri mengadakan penggerebekan terhadap lokasi penimbunan BBM.
Pada saat bersamaan, dua anggota TNI dari Batalyon 134 menghampiri lokasi. Keduanya langsung ditembak. Insiden berlanjut di depan Mako Brimob Polda Kepri, dimana dua anggota TNI lainnya yang hendak menanyakan alasan polisi menembak rekannya itu, juga menjadi korban penembakan.