Ahad 28 Sep 2014 20:31 WIB

Taman Surga di Bumi Andalusia

Jannat Al Arif
Foto: Wikipedia
Jannat Al Arif

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di masa kejayaan imperium Islam, Keimanan dan aspek geografi, dua faktor paling signifikan dalam desain taman Islam. Kedua hal inilah yang melahirkan Jannat Al Arif. Keanggunan konsep ini yang selanjutnya mengganjar Jannat Al Arif sebagai salah satu warisan dunia UNESCO.

Orang-orang Barat menyebut taman ini Generalife. Nama ini sebenarnya menjadi perdebatan. Ada yang mengatakan berasal dari kata jardin (taman) atau Huerta del Zambrero (kebun sayur Zambrero). Di antara sekian kemungkinan itu, yang paling banyak disepakati adalah 'Jardin atau Jardines del Alarif, Jannat Al Arif''.

Jalan masuk ke Jannat Al Arif amat menarik karena dua hal. Pertama, bagian eksteriornya adalah perdesaan, lebih cocok untuk rumah perdesaan ketimbang istana. Di sisi lain, banyak halaman yang harus dilintasi pada ketinggian tanah berbeda untuk mencapai bagian dalam Istana Alhambra. Kebun sayurnya terletak di sisi selatan istana, antara Jalan Pohon Cemara dan Jalan Pohon Walnut, berubah menjadi lanskap taman pada 1930.

Sebagian Jannat Al Arif merupakan kebun sayuran yang indah. Kebun sayuran itu dipisahkan dinding-dinding tebal. Sisanya, masih bisa terlihat hingga kini. Nama-nama Spanyolnya masih digunakan selama berabad- abad, Colorada , Grande, Fuentepena, dan Merceria. Batas-batas itu masih sama sejak abad pertengahan. Sebuah padang rumput mengelilingi lokasi tersebut di mana kuda- kuda dan binatang ternak meruput dan sang sultan berburu.

Konsep inilah yang mencerminkan taman gaya Islam saat  mengekspresikan persepsi surga di dunia dengan segala kenyam anannya. Berada di lingkungan yang nyaman, taman diciptakan dengan pemanfaatan yang cerdas antara struktur buatan manusia, tata letak klasik, dan pengetahuan cocok tanam yang sudah maju.

Dalam bentuknya yang paling sederhana, taman gaya Islam berbentuk kotak, dikelilingi dinding atau rumah, dengan tegas memisah kannya dari dunia luar. Di dalam, saluran air, memungkinkan air mengalir ke taman, menyangga kehidupan tanaman di dalamnya dan memasok air untuk air manur atau reservoir air bentuk lain. Saluran air berupa kolam-kolam itu juga membagi taman menjadi bagian-bagian yang simetris. Semua dalam bentuk geometris yang sederhana.

Tata letak, air, dan eksterior yang berdinding adalah desain taman gaya Islam yang sangat penting. Lalu, tanaman membawa kesempurnaan yang paripurna pada taman-taman ini. Pohon cemara yang seperti mata tombak dan tanaman penutup tanah, menciptakan kanvas selama setahun penuh untuk menggarisbawahi penam pilan hortikultura tiap musimnya.

Pepohonan, seperti kurma, zaitun, dan al mond menghasil buah dan naungan. Be bungaan memberikan sentuhan akhir dengan keharumannya dan keindahan secara visual.Terkadang, mengacu pada Taman Firdaus di bumi, taman gaya Islam menjadi inspirasi para seniman dan penata taman.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement