Senin 29 Sep 2014 10:54 WIB

Ini Pemikiran Al Faruqi Soal Zionisme dan Yahudi

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Zionisme (ilustrasi).
Foto: Panoramio.com
Zionisme (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencaplokan Zionis Israel terhadap tanah Palestina pada 1947 membuat Ismail Raji al-Faruqi harus rela meninggalkan tanah kelahirannya di Jafa ke Amerika Serikat. Sejak saat itu sikap keras dan pertentangannya terhadap Zionisme Israel terus ia suarakan ke dunia internasional melalui pemikiran dan karya tulisnya.

Salah satu karya tulisnya yang terkenal menentang keras zionis Israel adalah "Islam and the Problem of Israel: Zionism as Religion (1980)". Al-Faruqi memandang Zionisme tidak berakar pada agama Yahudi yang memegang prinsip Ibrahimik. Zionisme merupakan produk sekularisme. Ia ingin menjelaskan kepada dunia bahwa antara zionisme dan Yahudi terdapat perbedaan besar yang mendasar.

Baginya Zionisme, menghalalkan segala cara, mulai dari sosial, politik, ekonomi, dan militer demi mewujudkan inti Yudaisme. Inilah yang membuat kelompok Yahudi Ortodoks konservatif menolak Zionisme, karena mereka menganggap tujuan agama Yahudi harus Tuhan yang menentukan, bukan pemaksaan dan kekerasan seperti yang dilakukan Pemerintah Israel.

Karena itulah, ia menegaskan negara zionis dan ideologinya harus dihancurkan. Bagi warga Yahudi di Israel, solusinya mereka diberi hak bermukim di mana saja mereka kehendaki, sebagai warga negara bebas.

Lantaran pemikirannya inilah, kalangan Yahudi tidak senang dengannya. Meski demikian, di sisi lain al- Faruqi juga menekankan pentingnya toleransi antara umat beragama, seperti dalam karyanya "Islam and Other Faiths dan Trialogue of Abrahamic Faiths".

Ia memaparkan pemikirannya dalam mewujudkan pengertian antarumat beragama, dan bagaimana berinteraksi dengan penganut agama-agama lain.

Menurutnya, pemahaman perbandingan agama ini berguna untuk membersihkan semua bentuk prasangka dan salah pengertian agar terjalin persahabatan antarsesama manusia. Islam tidak menentang Yahudi atau Nasrani.

Sumbangsih pemikirannya dalam ilmu pengetahuan Islam, semangat Pan-Islamisme dan perlawanan terhadap Zionis Israel ini, memunculkan ketidaksenangan dari beberapa kalangan. Pemikiran kerasnya yang anti zionis Israel inilah yang membawa akhir perjalanan hidup al-Faruqi.

Serangan teroris di Eropa Barat, berdampak luas hingga menyulut kerusuhan di AS pada 1986. Bermunculan gerakan anti-Arab, dan semua yang berbau Arab dan Islam di Negeri Paman Sam itu.

Beberapa dipelopori oknum yang menyimpan dendam dan kebencian terhadap Islam dan warga Arab di AS. Dalam serangan oleh kelompok tak dikenal itulah, al- Faruqi dan istrinya, Dr Lois Lamya, serta keluarganya tewas. Ia dikabarkan meninggal bersama istrinya karena dibunuh pada 27 Mei 1986.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement