REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Perdana Menteri Irak Haider al-Abbadi menggeser para pejabat yang berasal dari pemerintahan Nouri al-Maliki. Dilansir dari Aljazeera, Abbadi dilaporkan telah mengganti dua jenderal militernya dan menghapus kantor kepala komandan militer.
Kedua jenderal militer yang diganti tersebut adalah Letnan Jenderal Aboud Qanbar wakil kepala staf militer serta Letnan Jenderal Ali Gaidan, komandan pasukan darat. Langkah ini dilakukan setelah para komandan militer Irak berulang kali gagal dan mengalami kekalahan melawan kelompok ekstrimis ISIS di Irak serta tingginya korban tewas dari para prajurit.
Kedua komandan militer tersebut mendapat berbagai kritikan oleh parlemen Irak setelah militer Irak mengalami kekalahan sejak Juni. Meskipun begitu, pejabat dari Kementerian Pertahanan menyebut kedua komandan tersebut telah mencapai masa pensiun.
Menurut para pengamat, pemerintahan Abbadi mewarisi institusi militer yang penuh dengan korupsi dan didominasi oleh pejabat yang ditunjuk Maliki. "Para pejabat tersebut ditunjuk berdasarkan loyalitas politik daripada kelayakannya," kata Abdulwahid Tuama, seorang pengamat politik independen.
Lanjutnya, Abbadi tak memiliki banyak pilihan kecuali mempercepat proses pengangkatan menteri keamanan, mengisi jabatan keamanan yang masih kosong dan merevisi kinerja perintah militer.
Sementara itu, Abbadi juga menghapus kantor kepala militer yang dibentuk oleh Amerika Serikat setelah invasi 2003. Menurut pejabat keamanan, jabatan tersebut digunakan oleh Maliki untuk memperkuat kekuasaanya di kementerian pertahanan dan dalam negeri.
"Ada ketidakseimbangan dalam sistem keamanan. Perang global terhadap terorisme di Irak dan Suriah telah dimulai dan sebagian besar pembuat keputusan keamanan tak menjalankan perannya," kata Sharman al-Waali, mantan menteri keamanan nasional Irak.