Senin 29 Sep 2014 18:19 WIB

Pelantikan Jokowi Disebut Serah Terima Masalah, Bukan Serah Terima Jabatan

Rep: c91/ Red: Joko Sadewo
Presiden SBY dan Presiden Terpilih Jokowi.
Foto: Setkab
Presiden SBY dan Presiden Terpilih Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Joko Widodo, harus berani melakukan perubahan besar. Menurut aktifis Petisi 28, Haris Rusly Moti, jangan sampai kerusakan yang disebabkan pemerintahan sebelumnya terjadi lagi.

"Pemimpin harus bisa mengendalikan berbagai musuhnya, karena ujian seorang pemimpin adalah memimpin orang yang tak mau dipimpin olehnya," ujar Haris, dalam diskusi 'Implikasi Ekonomi Politik Utang Luar Negeri Rezim SBY terhadap Rezim Jokowi dan Anak Cucu Bangsa' di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Senin, (29/9).

Ia menjelaskan, Jokowi merupakan pemimpin, sehingga tak bisa menyalahkan pemimpin sebelumnya. Hanya saja, partai pendukungnya dapat mengambil inisiatif untuk meminta tanggung jawab dari rezim sebelumnya.

Baginya pada November nanti bukan serah terima jabatan yang terjadi, melainkan serah terima masalah. Haris menegaskan, SBY perlu bertanggung jawab atas pemerintahannya selama sepuluh tahun, terutama terkait hutang luar negeri.

"Dialokasikan kemana uangnya? Berapa banyak manfaatnya untuk rakyat" ujarnya. Ia menambahkan, jangan sampai pemimpin pergi begitu saja setelah jabatannya berakhir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement