Selasa 30 Sep 2014 14:45 WIB

Beijing Berharap Perundingan Nuklir Iran Berjalan Sukses

Iran
Foto: Republika/A.Syalaby Ichsan
Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hua Chunying, Senin menyatakan harapan bahwa Iran dan enam negara dunia (dikenal sebagai P5+1) akan menyetujui kesepakatan komprehensif tentang program nuklir Teheran.

Berbicara dalam konferensi pers mingguannya, Hua mengatakan perundingan mengenai program nuklir Iran telah mencapai tahap kritis.

Beijing tertarik dalam mencari solusi akhir untuk sengketa nuklir antara Iran dan Barat dengan membawa pandangan mereka mendekat satu sama lain lebih dulu, kata Hua.

Dia menyinggung putaran terakhir perundingan nuklir Iran dengan P5+1 dan Uni Eropa baru-baru ini yang diadakan di New York dan mengatakan, bahwa meskipun pertemuan gagal membuat kemajuan besar, semua pihak menunjukkan pendekatan yang serius dan realistis.

Juru bicara Tiongkok mengutip kejujuran, rasionalisme, inovasi diplomatik dan membawa pandangan lebih dekat bersama-sama sebagai faktor kunci berkontribusi untuk mencapai kesepakatan yang komprehensif.

Menurut ketentuan kesepakatan sementara yang dicapai antara Iran dan P5 + 1 di Jenewa November lalu (dikenal sebagai Rencana Aksi Bersama), kedua pihak harus menyetujui kesepakatan komprehensif sampai dengan 20 Juli.

Namun, mereka setuju untuk memperpanjang negosiasi selama empat bulan dan menjadwalkan 24 November sebagai batas waktu untuk menutup tanggal sengketa program nuklir Teheran itu.

P5+1 terdiri lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB: Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, Tiongkok ditambah Jerman.

Mereka mencurigai program nuklir Iran dijadikan kedok untuk memproduksi senjata nuklir, sementara Teheran berkali-kali meyakinkan bahwa program nuklirnya untuk kepentingan damai.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement