Selasa 30 Sep 2014 16:02 WIB

Kanit Reskrim di Ambon Tewas Dikeroyok Usai Melayat

Rep: C75/ Red: Bayu Hermawan
Korban tewas (ilustrasi)
Foto: www.metro.co.uk
Korban tewas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Unit Reserse dan Kriminal Kepolisian (Kanit Reskrim) Polsek Nusaniwe, Polres Pulau Ambon, Maluku, Aipti Paulus Lekatompessy tewas akibat dikeroyok oleh sekelompok orang di Losadewe, Kota Ambon, pada Senin (29/9) pukul 20.30 WIT. Diduga pelaku pengeroyokan melibatkan oknum TNI.

"Kasus itu sampai sekarang masih diselidiki Polres Ambon di-backup Polda Maluku," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Mabes Polri, Kombes Pol Agus Rianto, Selasa (30/9).

Agus menjelaskan, peristiwa bermula saat korban dan seorang saksi bernama Hendrik pergi melayat. Kemudian korban dipanggil oleh salah seorang pelaku dan terlibat percekcokan, hingga berujung pada pengeroyokan.

Ia mengatakan Kanit Reskirm Polsek Nusaniwe itu tewas dengan luka pada bagian kepala. Sementara untuk jumlah pasti pelaku pengeroyok masih belum jelas, namun berdasarkan keterangan saksi pelaku berjumlah lima orang.

Agus melanjutkan, saat ini pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap lima orang dan masih berlangsung untuk mengetahui motif penganiayaan. Sedangkan jenasah korban sudah diotopsi di RS Bhayangkara Polda Maluku.

"Kami prihatin apapun latar belakangnya. Polda akan tuntaskan kasus ini," katanya.

Ia berharap masyarakat yang merasa ikut serta menganiaya hingga yang bersangkutan meninggal untuk tanggung jawab. Sedangkan, cara-cara kekerasan ini tidak terus berlangsung. Apalagi terhadap aparat yg bertanggung jawab menjaga lingkungan.

Agus menambahkan lima orang tersebut merupakan warga masyarakat dan masih dimintai keterangan. Sementara untuk keterlibatan personil oknum TNI masih didalami.

"Kita sudah berkoordinasi dengan pihak pomdam untuk bisa menelusuri terkait informasi tersebut. Kita tidak bisa menduga-duga. Ada informasi menyebutkan nama. Tapi kita harus membuktikan hal tersebut," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement