Selasa 30 Sep 2014 21:50 WIB

Ini Kendala Survei Jumlah Masjid di Indonesia

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Masjid Taman Surga yang Dibangun Yayasan Masjid Nusantara di Kuningan, Jawa Barat
Foto: Dok. YMN
Masjid Taman Surga yang Dibangun Yayasan Masjid Nusantara di Kuningan, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara DMI, Herry Sucipto mengaku salah satu kendala dalam melakukan survei masjid ini adalah timnya juga harus menjangkau daerah-daerah pelosok alias pedalaman. Sementara dengan jumlah tenaga yang terbatas.

"Sulit rasanya untuk mendapatkan data yang sempurna.Dalam sepuluh tahun terakhir, kata Herry, pertumbuhan jumlah masjid di Indonesia berkisar 65-70 persen. Angka tersebut masih jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan gereja yang mencapai 130 persen dalam rentang waktu yang sama," ucap dia saat berbincang dengan Republika, Selasa (30/9).

Menurut Herry, tingginya pertumbuhan jumlah gereja di bandingkan masjid dikarenakan banyaknya kelas menengah di kalangan umat Kristiani yang menjadi donatur bagi pembangunan tempat ibadah mereka. “Sementara, jumlah kelas menengah Muslim kita tidak begitu banyak jumlahnnya,” imbuhnya.

Meskipun begitu, kata Herry lagi, spirit umat Muslim untuk memanfaatkan masjid sebagai sarana ibadah dan interaksi sosial sangatlah besar. Salah satunya bisa kita lihat dari proses pendistribusian zakat dan daging qurban di negeri ini yang kebanyakan masih bergantung kepada masjid.

Herry menambahkan, sebaran masjid saat ini masih terpusat di Jawa, Sumatra, dan Sulawesi. “Paling banyak berada di Jabar. Sementara untuk di Bali dan kawasan timur Indonesia, pertumbuhan masjid tidak signifikan karena di sana umat Muslim hanya menjadi minoritas,” jelasnya

.Sebelumnya, Ketua Umum DMI HM Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan, di Indonesia saat ini terdapat kurang lebih 850 ribu masjid dan mushala. Jumlah itu, menurutnya, menjadi potensi penting untuk membantu memberdayakan dan meningkatkan taraf hidup umat Muslim di Nusantara.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement