REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemerintah Afganistan mengizinkan keberadaan tentara Amerika Serikat (AS) di negaranya. Hal tersebut ditandai dengan perjanjian keamanan yang ditandatangani oleh Afganistan, Selasa (30/9).
"Kami telah menandatangani kesepakatan untuk kebaikan rakyat kita, stabilitas kawasan dan dunia," ujar presiden terpilih, Ashraf Ghani seperti dikabarkan Press TV, Selasa.
Perjanjian keamanan tersebut menyebutkan mengizinkan AS untuk meninggalkan sebagian kecil tentaranya di Afganistan hingga tahun depan. Perjanjian itu ditandatangani antara pemerintahan baru Afganistan dan AS.
Perjanjian Kontroversial ini disegel oleh Penasihat Keamanan Nasional Afganistan Hanif Atmar dan Duta Besar AS untuk Afganistan James Cunningham. Perjanjian menyebutkan, sekitar 10 ribu tentara AS akan tetap tinggal di Afganistan hingga tahun depan.
Padahal pada 2001, hubungan AS dan Afganistan tidak sebaik ini. Pada tahun itu, AS dan sekutunya telah menyerang Afganistan dengan dalih untuk melawan teror.
Karenanya, para pejuang Taliban dan para Muslim di Afganistan menyatakan akan tetap membebaskan Afganistan dari tangan AS.