REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR terpilih dari Partai Gerindra, Fadli Zon menilai parlemen periode mendatang perlu meningkatkan kualitas terkait produksi undang-undang. Untuk itu, perlu perpustakaan modern untuk mendukung riset serta kajian para anggota dewan.
Dia mengatakan, salah satu fungsi DPR adalah legislasi atau memproduksi undang-undang. Karenanya, DPR perlu memiliki perpustakaan modern agar kualitas produk legislasinya lebih baik.
"Jika DPR punya perpustakaan mendekati kualitas Library of Congress, saya yakin produk legislasi kita maksimal. Dan juga tak perlu lagi studi banding ke luar negeri yang menghabiskan biaya," Kata Fadli, Rabu (1/10).
Library of Congress di AS, kata dia, merupakan perpustakaan parlemen terbesar di dunia. Sekaligus pusat riset para anggota dewan dalam melakukan kajian undang-undang.
Terdapat lebih dari 158 juta item koleksi kajian. Antara lain, 36 juta buku terkatalog, 69 juta manuskrip dan koleksi cetak lainnya dalam 460 bahasa.
Fadli berharap perpustakaan DPR akan menjadi research library bagi anggota parlemen. Perpustakaan itu akan memenuhi segala kebutuhan data, informasi dan referensi akademik bagi parlemen dalam mengkaji setiap rancangan undang-undang dan kebijakan.
"Perpustakaan DPR yang modern juga bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa dan para peneliti yang butuh data legislasi, risalah-risalah sidang dari masa ke masa. Perpustakaan ini akan jadi pusat riset legislasi dan kebijakan yang bisa diakses siapa pun," ujar Wakil Ketua Partai Gerindra itu.