REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah menyatakan gaya atau pola kepemimpinan Ketua DPR RI Sementara, Popong Otje Djundjunan alias Ceu Popong bersifat genuine (asli) atau orisinal.
"Sebetulnya gaya, pola dan kepemimpinan yang ditunjukkan beliau (Ceu Popong) tadi adalah sesuatu yang genuine, orisinal," tutur Fahri saat diwawancarai para wartawan, Kamis (2/10) dini hari.
Menurut Fahri, Ceu Popong terpilih sebagai ketua sidang bukan karena kemauannya sendiri. Jadi, Ceu Popong terpilih karena Undang-Undang (UU) menyatakan anggota DPR tertua dan termuda harus memimpin sidang, bukan karena kemauan Ceu Popong sendiri.
Ketika UU itu dibuat sesuai tradisi di DPR selama ini, kata Fahri, anggota DPR RI juga tidak ada yang tahu tentang siapa yang akan menjadi anggota termuda dan tertua. Bahkan dalam rapat konsultasi (lobi) terakhir antar pimpinan parpol, lanjutnya, semua pihak telah diberikan kesempatan berbicara yang sangat luas.
"Sayang sekali PDIP tidak hadir dalam lobi atau rapat konsultasi terakhir ini," ujar Fahri. Menurutnya, semua pihak perlu mengetahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan diantik pada 20 Oktober mendatang. Presiden tentu tidak boleh telat dilantik.