REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang memutuskan untuk menunda sementara proses pencarian 16 korban pasca-meletusnya Gunung Ontake di Jepang pekan lalu. Penundaan pencarian disebabkan angin topan dekat pantai barat daya yang membuat cuaca menjadi bahaya.
Topan yang terjadi yaitu angin topan Phanfone yang diperkiraan akan tepat mencapai pantai pada akhir pekan. Kecepatan angin topan sekitar 252 km per jam. Hal tersebut diperparah dengan guyuran yang tak henti di lokasi sekitar.
Hingga saat ini, total 47 orang meninggal akibat meletusnya gunung yang terletak 200 km bagian barat Tokyo ini. Sebagian besar adalah pendaki dengan penyebab keracunan gas beracun.
Erupsi gunung Ontake ini menjadi yang paling parah di Jepang dalam 90 tahun terakhir. Erupsi membuat udara dipenuhi abu dan hujan batu. Petugas penyelamat menemukan korban meninggal dalam keadaan terkubur abu atau batu-batu.
Sebagian besar pendaki yang selamat mengaku sangat kaget dengan erupsi. Para petugas masih bekerja keras mencari korban selamat.
Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan di parlemen, pemerintah berencana mempercepat dan menguatkan sistem monitoring gunung berapi di Jepang agar kejadian serupa tak terulang.