REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Puluhan ribu umat muslim berkumpul di Masjid Lakemba, Sydney untuk merayakan Idul Adha.
Pengetanan keamanan di sekitar lokasi pelaksanaan ibadah sholat Idul Adha dilakukan menyusul insiden ancaman yang pernah ditujukan ke mesjid tersebut beberapa waktu lalu. Pengamanan juga dilakukan dengan meningkatnya operasi antiterorisme belakangan ini.
Diperkirakan lebih dari 20 ribu orang berbaris di jalan diluar Massjid Lakemba untuk melaksanakan shalat dan mendengarkan khutbah Idul Adha. Kegiatan ibadan ini juga ditandai dengan pemotongan hewan kurban yang sekaligus merayakan selesainya prosesi ibadah haji tahunan di Makkah.
Politisi federal mengatakan kerumunan umat Muslim di Lakemba merupakan warga Australia yang dipersatukan oleh persamaan, bukan karena mereka berbeda.
Menteri Imigrasi, Scott Morrison bergabung dengan pemimpin oposisi Bill Shorten dan Menteri Utama New South Wales, Mike Baird memberikan ucapan selamat Hari Raya Idul Adha bagi umat Islam di Australia.
Shorten mengatakan, warga yang sepengetahuan dia bersikap tidak peduli dan berasumsi negatif, membuat sebagian umat islam merasa terisolasi.
Menurut Shorten, Australia saat ini sedang menghadapi tantangan berupa sentime rasial. "Saya yakin dari waktu ke waktu Kita semua harus berusaha menghadapi ekspresi ketidakpedulian dan intoleransi. tantangan ini terjadi jauh sebelum sejarah Australia terbentuk," kata Shorten.
"Tanya saja warga Aborigin dan Torres Strait Islander, manusia perahu dari Vietnam dan bahkan warga Katolik di Irlandia,"
Menteri Utama NSW, Mike Baird mengatakan kondisi ini merupakan ujian bagi bangsa Australia. "Sahabat marilah kita bersikap jujur, selama beberapa hari terakhir dan bulan memang kita aku sebagai waktu yang sulit," kata Baird.
"Tapi saya hendak menegaskan kalau kita masih tetap sebagai satu keluarga besar, kita memiliki kepercayaan yang berbeda, perbedaan latar belakang budaya namun kita semua tetap satu keluarga,"
"Keragaman ini merupakan sesuatu yang harus kita rayakan,"