REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Kota Jakarta Selatan diimbau untuk tidak membuang sampah di sungai karena memicu pendangkalan sungai dan banjir selama musim hujan.
"Saat ini, kesadaran warga masih kurang, karena masih banyak tumpukan sampah rumah tangga, pasar dan lainnya di sungai," kata Wakil Ketua Dewan Kota Jakarta Selatan Yusuf Sahid di Jakarta, Sabtu (4/10).
Ia mengatakan kurangnya kesadaran warga untuk menjaga kebersihan sungai ini, mengakibatkan Jakarta menjadi daerah langganan banjir setiap musim hujan. "Kami dan pemerintah kota terus melakukan sosialisasi agar masyarakat tidak membuang sampah ke dalam sungai untuk mengurangi musibah banjir ini," ujarnya.
Selain sosialisasi, kata dia, pemerintah kota memperbanyak tempat pembuangan sampah mini, kontainer, gerobak sampah di daerah-daerah pingiran sungai tersebut.
Sementara itu, upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengantisipasi banjir ini, pihak pemprov melakukan pengerukan dan pelebaran sungai. "saat ini, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) DKI Jakarta sedang mengeruk lumpur sungai di daerah Mampang, Pasarangang, Pasar Minggu, Pacoran, Tebet, Rawajati yang merupakan daerah rawan banjir selama musim hujan.
"Mudah-mudahan proses pendalaman untuk menormalisasi arus sungai ini berjalan dengan baik dan sesuai target penyelesaian yang telah ditargetkan pihak terkait," ujarnya.
Ia berharap, warga untuk tidak lagi membuang sampah di dalam sungai, agar mereka terhindar dari musibah banjir yang telah merugikan mereka secara materi, sosial dan kesehatan.
"Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi sampah di sungai ini cukup berhasil mengurangi sampah di sungai tersebut, namun masih ada ditemukan tumpukan sampah di beberapa titik sungai tersebut," ujarnya