Sabtu 04 Oct 2014 21:20 WIB

Beberapa Hari Lagi Pesawat Tempur Australia Siap Gempur ISIS

Pemerintah Irak mengajukan permohonan agar Australia membantu mereka menumpas militan ISIS.
Foto: abc news
Pemerintah Irak mengajukan permohonan agar Australia membantu mereka menumpas militan ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID,MELBOURNE -- Pesawat tempur Australia siap memulai serangan udara  pertamanya menggempur organisasi teroris Negara Islam Irak Suriah (ISIS) di Irak. Aksi ini menyusul terbitnya persetujuan dari otoritas terkait di dalam negeri untuk memulai serangan udara tersebut.

RAAF C-17 Globemaster   

Enam jet tempur F/A-18 Super Hornet milik Australia yang saat ini disiagakan di Timur Tengah selama dua pekan terakhir. Pasukan ini akan mulai bersiap bergabung menggempur tentara ISIS dalam operasi militer gabungan yang dipimpin Amerika Serikat.

 

Komite Keamanan Nasional dan cabinet pemerintahan koalisi kemarin agi tadi (3/10) menggelar pertemuan yang diakhiri dengan jumpa pers. "Hari ini, Kabinet telah menyetujui serangan udara oleh pasukan tempur Australia di Irak atas permintaan dari pemerintah Irawk dan demi mendukung pemerintahan Irak,” ujarnya.

 

"Dalam dokumen hukum juga disebutkan cabinet telah mengizinkan pengiriman personil AU Australia ke Irak untuk membantu militer Irak,” kata Abbott.

 

"Saya hendak menekankan kalau hanya Irak yang bisa mengalahkan ISIS, tapi Irak tidak harus berjuang sendiri dan sebagai sekutu Irak kita prihatin akan hal itu dan karenanya kita tidak akan membiarkan Irak bertempur melawan ISIS sendirian,” tambahnya.

 

Abbott juga mengatakan misi dari operasi militer ini adalah demi kepentingan masyarakat sipil dan Abbott mengingatkan kalau pengiriman personil militer Australia ke Irak bisa jadi akan diperpanjang waktunya.

 

"Tentu saja akan berlangsung selama beberapa bulan, tidak hanya hitungan minggu,” katanya.

 

Abbott mengakui kalau serangan militer di Irak ini sangat berbahaya, namun dirinya yakin militer Australia sudah melakukan pengukuran yang tepat untuk meminimalkan resiko.

 

Panglima Pertahanan Militer Australia, Mark Binskin mengatakan serangan udara ini bukan serangan yang dilakukan secara terburu-buru dan kemungkinan akan dimulai dalam kurun waktu beberapa hari mendatang,”

 

Dikatakannya serangan udara yang dipimpin AS ini telah menunjukan keberhasilan.

 

"Kita lihat ISIS sudah melakukan reaksi dan tampaknya mereka mengubah taktiknya. Dan jujur serangan udara itu mampu menghentikan pasukan ISIS mengerahkan kekuatan massal di lapangan dan melakukan kampanye di darat. Dan itu persis memang tujuan yang hendak dilakukan oleh pasukan gabungan internasional,” katanya.

 

Namun demikian Abbott mengatakan operasi militer yang melibatkan pasukan Australia didalamnya ini tidak tepat jika disebut sebagai perang, karena Australia tidak menyerang sebuah negara tapi sasaran operasi serangan khusus ditujukan kepada ISIS. "Kita tidak memerangi sebuah negara, tapi kita terlibat dalam operasi militer dalam upaya mendukung pemerintahan resmi di Irak,” katanya.

 

Serangan udara yang akan dilakukan militer Australia di Irak ini juga mendapat restu dari pemimpin oposisi, Bill Shorten. Ia mengatakan Partai Buruh mendukung penuh keputusan dari pemerintah Australia. “Dalam menghadapi ancaman terorisme, Australia memiliki tanggung jawab untuk bergabung dengan koalisi internasional dan negara di kawasan dan bangsa-bangsa yang lebih luas,” katanya.

sumber : abc news
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement