Ahad 05 Oct 2014 10:43 WIB

Chairul Tanjung Kurban Sapi Limosin

Menko Perekonomian Chairul Tanjung.
Foto: Republika/Prayogi
Menko Perekonomian Chairul Tanjung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Shalat Idul Adha di Masjid Agung Sunda Kelapa diikuti dengan pemotongan hewan kurban. Beberapa nama penting menjadi penyumbang hewan kurban di masjid yang terletak di kawasan Menteng, Jakpus.

Panitia Idul Adha di Masjid Agung Sunda Kelapa, Mulyadi, mengatakan jumlah hewan kurban yang diterima pada tahun ini mencapai 87 ekor kambing dan 22 ekor sapi. Jumlah itu menurun dibanding pada 2013 lalu yaitu mencapai 110 ekor kambing dan 24 ekor sapi.

Di antara para pemberi kurban, ada sejumlah pejabat negara antara lain presiden terpilih Joko Widodo. "Pak Jokowi memberikan dua ekor sapi biasa, tapi beliau kan juga berkurban di tempat lain," kata Mulyadi.

Selain Jokowi, Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang juga mantan presiden Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden Boediono, Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung, Pendiri Bosowa Corporation Aksa Mahmud yang juga ketua Dewan Pengurus masjid Sunda Kelapa dan anaknya Direktur Utama Bosowa Corporation Erwin Aksa berkurban masing-masing satu ekor sapi.

"Untuk Pak Chairul Tanjung, Pak Erwin Aksa, Pak Aksa Mahmud memberikan sapi jenis limosin yang memiliki berat di atas satu ton," ungkap Mulyadi. Sapi limosin adalah jenis sapi potong yang memiliki perawakan panjang, besar dan berwarna cokelat.

Kurban tersebut akan dibagikan kepada sekitar 2.500 orang. "Di sini kami membagikan paket bukan dengan sistem kupon tapi diberikan sekitar 2.500 paket untuk mereka yang berhak yang sudah datang ke sini," ungkap Mulyadi.

Kaum dhuafa yang datang ke Masjid Sunda Kelapa menurut Mulyadi dapat datang dari berbagai tempat di Jabodetabek.

Masjid Sunda Kelapa berdiri pada 1970 di area seluas 9.920 meter persegi. Pembuatan masjid didukung oleh sejumlah jenderal yang tinggal di kawasan Menteng karena merasa harus meluruskan kekeliruan sejarah atas peristiwa G30S/PKI dengan membangun satu masjid yang nyaman untuk pelaksanaan ibadah.

Selanjutnya pemerintah daerah di bawah gubernur DKI Jakarta saat itu Ali Sadikin juga ikut turun merampungkan pembangunannya.

Masjid Agung Sunda Kelapa tidak memiliki kubah, bedug, bintang-bulan, dan sederet simbol yang biasa terdapat dalam sebuah masjid, tetapi memiliki bentuk bangunan mirip perahu, sebagai simbol pelabuhan Sunda Kelapa tempat saudagar muslim berdagang dan menyebarkan syariah Islam.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement