REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT-- Pasukan militer Kurdi menyatakan akan berusaha merebut kota-kota di perbatasan Suriah Kobani yang masih dikuasai oleh ISIS. Jet tempur koalisi AS pun masih melancarkan serangannya terhadap ISIS untuk menghentikan pergerakan kelompok ini.
"Pertempuran masih berlanjut hingga sekarang, mereka masih terlibat dalam baku tembak. Mereka mencoba menginvasi Kobani semalam tetapi mereka dipukul mundur," kata pejabat senior Kurdi Asya Abdullah.
"Kami rasa mereka tengah merencanakan akan menyerang serangan besar lainnya, tetapi tentara YPG telah mempersiapkan diri untuk melawan mereka," lanjutnya.
Koalisi serangan udara sebelumnya dilaporkan telah gagal menghentikan pergerakan pemberontak. Sebanyak 180 ribu warga pun telah mengungsi ke perbatasan Turki guna menyelamatkan diri dari pertempuran di Kobani.
ISIS mengatakan akan merebut kota tersebut dalam beberapa hari. Sementara itu, di Istanbul, Presiden Turki Tayyip Erdogan sangat marah terhadap pernyataan wakil Presiden AS Joe Biden yang menyebutkan Turki telah mendukung kelompok jaringan al-Qaeda di Suriah. Ia pun membantah Turki telah memberikan bantuan kepada kelompok militan.
Para kelompok militan telah bergerak ke perbatasan Turki pada bulan lalu. Mereka dilaporkan mengepung desa-desa di sekitar Kobani. ISIS juga memperluas wilayah yang dikendalikannya di utara dan barat Irak pada Sabtu.
Mereka menguasai kota Kubaisa dan mengancam pangkalan militer Ain al-Asad. Sementara itu, Rami Abdelrahman, ketua kelompok Observatori HAM Suriah, mengatakan ratusan orang telah tewas dalam pertempuran di Kobani dua pekan yang lalu.
Pesawat tempur koalisi AS pun telah menghancurkan sebuah kendaraan pemberontak dan menewaskan lima anggotnya di timur dan selatan Kobani pada Jumat malam. Sebanyak 10 tentara Kurdi juga dinyatakan tewas dalam pertempuran hebat itu.