REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Aktivitas vulkanik Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah, belum stabil.
"Hingga saat ini, Gunung Slamet masih mengalami aktivitas kegempaan berupa gempa tremor menerus," kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono, Ahad (5/10).
Oleh karena itu, kata dia, status Gunung Slamet masih tetap "Siaga" dan masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak.
"Di luar radius tersebut, kondisinya aman. Masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa, dari berwisata hingga aktivitas lainnya," ucap pria yang akrab disapa Mbah Rono itu.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, Gunung Slamet pada hari Sabtu (4/10), pukul 18.00-00.00 WIB, terhalang kabut dan terekam adanya gempa tremor menerus.
Sementara pada hari Ahad (5/10), pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Slamet teramati mengembuskan asap putih tipis hingga sedang dengan ketinggian 50-200 meter dari puncak serta terekam gempa tremor menerus.
Disinggung kemungkinan energi yang dikumpulkan Gunung Slamet melalui gempa tremor menerus itu hanya dilepas dalam bentuk embusan, dia mengatakan bahwa hal itu yang diharapkan.
"Saya berharap seperti itu (energi dilepas hanya dalam bentuk embusan, bukan sebagai material pijar)," ujarnya, berharap.
Dia mencontohkan pengamatan PVMBG yang dilakukan pada hari Sabtu (4/10), pukul 06.00-12.00 WIB, Gunung Slamet teramati mengembuskan asap putih tipis hingga tebal setinggi 50-600 meter yang condong ke barat serta terekam adanya 23 kali gempa embusan dan gempa tremor menerus dari pukul 07.29 WIB hingga 12.00 WIB.