Senin 06 Oct 2014 00:12 WIB

Panglima Ungkap Alasan Penundaan Pengumuman Kasus Batam

Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengungkapkan alasan di balik penundaan pengumuman hasil investigasi penembakan empat prajurit Batalyon Infanteri 134/Tuah Sakti oleh anggota Brimob Kepri. Menurut dia, penundaan pengumuman itu untuk semakin melengkapkan temuan di lapangan.

"Masih dalam penyelesaian akhir. Saya selaku panglima TNI saja tak mau komentari, nanti itu berpengaruh secara objektif. Nanti saya akan sampaikan kondisi yang riil," katanya di Markas Koarmatim pada akhir pekan lalu.

Moeldoko berjanji tidak akan menutupi kalau memang ada prajurit TNI yang bersalah dalam upaya menghalang-halangi penggerebekan pabrik BBM ilegal. Dia lebih menjaga kepercayaan institusi daripada membela anak buahnya yang salah.

Karena ingin hasil investigasi bersifat murni, ia bersepakat dengan Kapolri Jenderal Sutarman untuk menahan diri tidak berkomentar. Dia menyerahkan sepenuhnya temuan di lapangan kepada ketua tim investigasi dari Mabes TNI dan Polri.

Moeldoko berjanji, setelah acara Hari Ulang Tahun (HUT) TNI ke-69 pada 7 Oktober, apa yang terjadi terkait insiden di Batam akan dibeberkan ke publik. "Kalau nakal ya diumumkan nakal, kalau kena disiplin ya disiplin, kalau perlu dipidana ya dipidana. Setelah tanggal 7 Okotober, saya titik beratkan diumumkan," ujar mantan kepala staf Angkatan Darat (KSAD) itu.

Sebelumnya diberitakan, empat anggota TNI dari Batalyon Yonif 134/Tuah Sakti ditembak oleh anggota Brimob Polda Kepulauan Riau (Kepri) pada Senin (22/09) dini hari WIB. Peristiwa itu berawal dari pengeroyokan dua anggota TNI yang dilakukan oleh oknum anggota Brimob Polda Kepri di kawasan Tembesi, Batu Aji, Batam.

Menurut Kapuspen Mayjen Fuad Basya peristiwa berawal ketika dua anggota TNI yang tengah berpakaian preman, melihat adanya keramaian di salah satu lokasi yang diduga menjadi tempat penimbunan BBM.

Seorang anggota TNI kemudian mendatangi lokasi itu, dan kemudian langsung dikeroyok dan ditembak pada bagian kakinya. Melihat temannya tergeletak, satu anggota lain kemudian mendatangi kelompok pengeroyok namun dia juga menjadi korban

Kejadian itu memicu rasa solidaritas diantara anggota TNI yang lain. Kemudian beberapa orang anggota TNI mendatangi Mako Brimob Kepri untuk meminta penjelasan, hingga berakhir pada bentrokan dan dua anggota TNI lainnya mengalami luka tembak.

Empat anggota TNI yang mengalami luka tembak adalah Pratu AK, Prada HS, Praka EB, dan Pratu ES. Saat ini keempat anggota TNI itu tengah menjalani perawatan di rumah sakit.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement