REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Lebih dari 500 ahli antropologi termasuk beberapa yang berasal dari universitas Amerika Serikat dan 77 lembaga dan instansi lainnya, memboikot Israel secara terbuka. Artinya, seperti yang dilansir Haaretz, Ahad (5/10), kampus memboikot segala jaringan pendidikan, mata kuliah dan universitas yang tersangkut masalah pendudukan Israel
Dalam aksi boikot ini, ratusan orang yang ikut serta, menandatangani pernyataan kecaman terhadap Israel. Yang mana, kecaman itu terkait pelanggaran Israel terhadap hak-hak Palestina yang masih berlangsung hingga saat ini, termausk pendudukan militer Israel di Jalur Gaza. Selain itu, mereka menandatangani pula pemboikotan terhadap lembaga akademis Israel yang terlibat dalam pelanggaran itu.
Dalam surat kabar The Washington Post pemboikotan ini disponsori oleh individiu-individu yang tergabung dalam American Studies Association. Sebuah kelompok tertua dan terbesar yang fokus dalam studi interdisipliner budaya dan sejarah Amerika.
Para penandatangan mengatakan aksi solidaritas untuk rakyat Palestina ini akan terus dilakukan oleh mereka. Dan, terus memperjuangkan hak asasi manusia Palestina, karena hal ini membawa keterlibatan sejarah antropolgi dengan kolonialisme.
Ratusan pro Palestina ini menyerukan agar Israel mengakhiri pengepungan terhadap Gaza. Selain itu, mendesak Israel untuk mengakui hak-hak dasar warga Arab-Palestina dan mendapatkan kesetaraan penuh.Selain itu, Israel harus menghormati, melindunggi dan mempromosikan hak-hak pengungsi Palestina untuk bisa kembali ke rumah dan properti mereka sebagaimana yang telah diatur dalam Resolusi PBB 194.