Senin 06 Oct 2014 16:46 WIB

Kamajaya Dijagokan Jadi Menteri, Ini Komentar Buya Syafi'i Maarif

Pembina Yayasan Maarif Institute, Ahmad Syafii Maarif saat memberikan pidato pada acara malam tasyakuran 10 tahun Maarif Institute di Jakarta, Jumat (7/6)
Foto: Republika/Prayogi
Pembina Yayasan Maarif Institute, Ahmad Syafii Maarif saat memberikan pidato pada acara malam tasyakuran 10 tahun Maarif Institute di Jakarta, Jumat (7/6)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah lembaga survei menjagoka Direktur Utama PT Gendhis Multi Manis Kamajaya sebagai Menteri Pertanian dalam Kabinet Jokowi-JK.

Lembaga survei yang mengungulkan nama Kamajaya itu adalah Indo Strategi dan Institute for Transformation Studies (Intrans).

Menanggapi hasil survei itu, tokoh nasional, Buya Syafi'i Maarif optimistis  bos pabrik gula di Blora, Jawa Tengah, itu akan memberdayakan dan memajukan petani Indonesia dengan baik kalau diberi kepercayaan.

Alasannya, kata Buya Syafii, Kamajaya selama ini sudah membuktikan kepeduliannya kepada petani, terutama petani gula. Buya juga menilai, Kamajaya sebagai pengusaha yang tak mau neko-neko.

"Saya kenal orang itu. Kamajaya saya rasa seorang patriot ya. Pengusaha yang tidak biasa main kongkalikong," komentar mantan ketua umum PP Muhammadiyah itu, Senin (6/10).

Buya Syafi'i menegaskan  Kementerian Pertanian harus diisi kaum profesional, sebagaimana sudah ditegaskan oleh Jokowi beberapa waktu lalu.  "Memang sepertinya harus begitu ya. Walaupun aspirasi partai harus juga dipertimbangkan," tutur tokoh yang juga menjabat Penasihat Tim Transisi Jokowi-JK.

Seperti diberitakan sebelumnya, saat memaparkan hasil riset “Uji Publik Kandidat Menteri Jokowi-JK” pada Jumat (3/10),  Direktur IndoStrategi, Andar Nubowo DEA, menjelaskan, 75 persen responden mendukung Kamajaya untuk menjadi Menteri Agraria.

Kamajaya mengungguli politikus PDIP, Puti Guntur Soekarnoputra (12 persen); dan akademisi UGM Dwi Andreas Santosa (0 persen). Sementara 13 persen abstain.

Menurut Andar,  Kamajaya seorang profesional yang rekam jejaknya jelas, teruji dan pro rakyat. "Dia konsisten berjuang untuk menghidupkan industri gula berbasis tebu dan pembela pembela ketahanan pangan/petani. Dia sesuai dengan visi misi Jokowi-JK perkuat pertanian dan agraria untuk kesejahteraan rakyat," jelas Andar.

Riset nasional Indo Strategi yang digelar 21 September hingga 1 Oktober 2014 ini menggunakan metode quesioner melalui telepon. Total responden sebanyak 380 tokoh yang terdiri dari birokrat, akademisi, profesional, dan aktivis. Riset ini salah satunya bertujuan untuk menguji publik atas tokoh-tokoh yang dinominasikan sebagai kandidat menteri dalam Kabinet Jokowi-JK oleh berbagai lembaga riset.

Sebelumnya Kamajaya juga muncul sebagai calon terkuat Menteri Pertanian dan Agraria dalam studi Institute for Transformation Studies (Intrans).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement