REPUBLIKA.CO.ID, Penelitian yang dilakukan American Psychologist tahun 2005 menunjukkan bahwa hanya dengan bertindak dan berpikir bersyukur, mampu meningkatkan 10 persen kebahagiaan dan menurunkan 35 persen gejala depresi hingga jangka waktu 3 sampai 6 bulan lamanya.
Berdasarkan penelitian tersebut, terapi bersyukur digunakan untuk mengobati pasien depresi. Caranya, pasien diperintahkan untuk menulis 3 (tiga) hal yang menurut mereka berjalan baik dalam hidupnya serta apa saja yang menyebabkannya berjalan dengan baik. Hasilnya luar biasa, tingkat kebahagiaan pasien meningkat 2 persen per harinya dan bertahan hingga seminggu lamanya. Bahkan pasien menyukai terapi ini dan mulai melakukannya sendiri dirumah.
Lantas bagaimana kita ummat Islam meningkatkan rasa syukur? Peneliti mengungkapkan beberapa hal dapat menumbuhkan rasa syukur yang sebenarnya sudah sering kita lakukan dalam ajaran Islam, diantaranya adalah :
1.Rasa syukur dapat ditingkatkan melalui kesadaran dalam melakukan suatu kegiatan (Shapiro, Schwartz, & Santerre, 2002). Dengan kata lain melakukan segala sesuatu dengan keikhlasan dan ketenangan, dapat meningkatkan rasa syukur.Dalam hal ini, peneliti menyarankan meditasi untuk menenangkan diri.
Khusyu, secara etimologi berarti ketenangan, wajib ditegakkan dalam shalat. Seperti yang tertuang dalam Alquran: "Dan tegakkanlah karena Allah (dalam shalat kalian) dengan qaanitiin." (Al Baqarah: 238).
Makna qaanitiin adalah khusyu' dan penuh kerendahan hati. Caranya, dengan menghadirkan hati dihadapan Allah SWT, dengan penuh ketundukan dan kerendahan hati. Terdiamnya anggota badan diliputi kekhyusukan, tertunduknya pandangan dan terjaganya anggota badan karena takut kepada Allah SWT, merupakan syarat khusyuk dalam salat.
Siapa saja yang bisa khusyuk dalam shalat ? Allah SWT mengatakan dalam firmannya :
" Berbahagialah orang yang beriman, yaitu yang khusuk dalam shalatnya" (Qs. 23:1-2)
Orang beriman inilah yang disebut oleh para ahli sebagai "orang saleh" yang telah meluaskan batasan kebahagiaan melalui rasa syukur yang mendalam.
2.Membayangkan pengampunan dari orang yang tersakiti dapat meningkatkan rasa syukur, dengan kata lain memposisikan rasa syukur sebagai anugerah pemaafan (Witvliet,Ludwig & Bauer, 2002)
Melalui Nabi Hud A.S, Allah SWT berfirman : "Wahai kaumku, mintalah ampunan Rabb kalian kemudian bertaubatlah kalian kepadaNya, niscaya Dia mengirimkan dari langit hujan yang deras kepada kalian dan menambahkan kekuatan atas kekuatan kalian, dan janganlah kalian berpaling dengan menjadi orang-orang yang banyak berbuat dosa." (QS. Hud [11]: 52)
Meminta ampun kepada Allah SWT, membuat ummat Islam makin kuat serta mendatangkan anugerah lain yang lebih baik dari harta. Caranya? Dengan memperbanyak istigfar. Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda, "Barangsiapa yang senantiasa beristighfar niscaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari segala kegundahan yang menderanya, jalan keluar dari segala kesempitan yang dihadapinya dan Allah memberinya rizki dari arah yang tidak ia sangka-sangka." (HR. Abu Daud no. 1518, Ibnu Majah no. 3819, Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra no. 6421 dan Ath-Thabarani dalam Al-Mu'jam Al-Kubra no. 10665)
Rizki yang dimaksud dalam hadis diatas tentunya tidak terbatas pada harta, namun memiliki makna yang lebih luas, seperti kesehatan, kebahagiaan dan usia yang bermanfaat. Sehingga ketika ketenangan datang sebagai anugerah pengampunan, disitulah rasa syukur tumbuh, rasa lega dan lapang dada dalam menerima apapun ketetapanNya merupakan wujud rasa syukur yang mulai tumbuh.
al azhar memorial garden