REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Anggota DPR dari fraksi PDI-Perjuangan, Aria Bima, mengatakan sidang paripurna pemilihan pimpinan MPR yang dijadwalkan malam ini ditunda menjadi besok, Selasa (7/10). Penundaan tersebut dilakukan, karena Dewan Pimpinan Daerah (DPD) meminta waktu untuk mengerucutkan satu nama dari sembilan nama yang dicalonkan sebagai perwakilan DPD dalam pimpinan MPR.
Menurutnya, besok masing-masing fraksi akan mengajukan satu nama dan demikian juga DPD mengajukan satu nama. Dalam rapat gabungan fraksi DPR dan pimpinan DPD yang berlangsung secara tertutup di ruang GBHN, Nusantara V, itu mayoritas fraksi setuju pemilihan pimpinan MPR dilaksanakan besok.
Aria mengatakan, fraksi-fraksi yang meminta pelaksanaan pemilihan besok diantaranya Gerindra, PKS, Golkar, PPP, PDIP, PKB, Nasdem, dan Demokrat. "PKS memberikan waktu sebanyak mungkin, PPP memahami, PDIP banyak memahami. Artinya, diputuskan karena banyak yang memahami," kata Aria, di komplek parlemen senayan, Jakarta, Senin (6/10).
Ia mengatakan, satu nama dari DPD tersebut bisa diletakkan dalam posisi ketua MPR dan bisa juga wakil. Hal itu menurutnya, tergantung paket dari fraksi yang akan mengusung. Aria mengatakan, koalisinya mengusahakan dari awal agar proses musyawarah mufakat dalam pemilihan pimpinan MPR dilakukan semaksimal mungkin.
Bahkan, tuturnya,telah disepakati untuk menggunakan lobi-lobi agar mekanisme musyawarah mufakat itu tercapai. Terkait dengan usulan KMP dengan mekanisme Voting, Aria mengatakan voting dilakukan akibat tidak tercapainya musyawarah. Namun demikian, tuturnya, intinya diutamakan proses musyawarah mufakat.
Sebagai jalan tengah, katanya, PDIP menginginkan satu nama DPD sebagai ketua MPR. Kemudian, wakil MPR bisa diambil dari kedua kubu. Namun, Aria tidak menyebutkan siapa saja nama pimpinan MPR tersebut. "Orang-orangnya belum diputuskan, tapi ini cuma konfigurasi keputusan aja," tambahnya.