REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Beberapa ekor hewan kurban masih terikat di halaman Masjid Nurul Amin, Desa Baluk, Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana, Bali, Ahad (5/10). Hewan kurban sapi dan kambing itu adalah hewan kurban milik warga setempat yang pemotongannya diserahkan kepada takmir masjid.
Kendati shalat Idul Adha telah selesai dilaksanakan, namun penyembelihan hewan tidak segera dilakukan. Masyarakat memilih waktu sehabis shalat Dzuhur untuk pelaksanaan pemotongan. Karena sehabis shalat Idul Adha, mereka melakukan ziarah kubur dan mengikuti acara kamratan atau silaturrahmi massal. Kebiasaan menunda penyembelihan hewan kurban di Desa Baluk, sudah sejak lama dilakukan dan selama itu pula tradisi kamratan mereka laksanakan.
Muslim di Desa Baluk berjumlah sekitar 600 KK atau sekitar 2.400 jiwa. Desa ini berada di pinggir jalan utama Denpasar-Gilimanuk, atau sekitar tiga kilometer di sebelah barat kota Negara, ibukota Kabupaten Jembrana. Ada sekitar seratusan orang yang ikut serta dalam acara kamratan, sedangkan yang lainnya menunggu di rumah masing-masing.
Kamratan adalah kegiatan silaturrahmi massal yang dilakukan secara bersama-sama dengan bentuk kegiatan mengunjungi rumah warga muslim, berkeliling dari satu rumah ke rumah lainnya. Yang dikunjungi pertama kali adalah warga yang usianya paling tua, baru disusul ke rumah tokoh masyarakat yang usianya lebih muda dan atau mengunjungi tokoh-tokoh agama. Kegiatan terus dilakukan sampai memasuki waktu dzuhur.
"Dengan cara ini, kami bisa bersilaturrahmi dengan seluruh warga. Selain bersilaturrahmi, tujuan kamratan memberikan contoh agar anak muda menghormati kepada yang lebih tua," kata Takmir Masjid Baitul Amin, H Saiburrahman.