Selasa 07 Oct 2014 23:53 WIB

Bunga Deposito Dibatasi, Bank Besar Akui tak Ada Dana Keluar

Rep: Satya Festiani/ Red: Mansyur Faqih
 Dirut Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin berjalan menuju ruang tunggu setibanya di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (30/4).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Dirut Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin berjalan menuju ruang tunggu setibanya di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (30/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Batas atas bunga deposito telah dibatasi. Bank dengan modal di atas Rp 30 triliun atau bank BUKU 4 hanya dapat mematok bunga simpanan hingga sebesar 200 bps di atas BI rate. Atau saat ini maksimum sebesar 9,5 persen. 

Bagi bank BUKU 3, bunga maksimum sebesar 225 bps di atas BI rate atau saat ini sebesar 9,75 persen. Hingga kini, bank besar mengaku belum ada perubahan dana kendati bunga telah diturunkan.

Sebagai salah satu bank BUKU 4, PT Bank Mandiri, Tbk mengaku tidak ada dana yang keluar signifikan setelah adanya penyesuaian bunga. "Sehari dua hari ini kita menang clearing. Positif malah. Dana kita nggak ada yang significantly keluar," ujar Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin beberapa waktu lalu.

Penurunan bunga simpanan tersebut berdampak baik bagi bank. Karena menurunkan biaya dana atau cost of funds. Namun, Budi mengaku, penurunan biaya dana tidak akan signifikan pada banknya. 

Karena hanya sedikit simpanan yang mengalami penurunan suku bunga. "Yang dipatok kan hanya yang di atas. Di kita paling berapa ratus akun," ujarnya.

Direktur Keuangan Bank Mandiri Pahala Mansury mengatakan, masih memiliki ekses likuiditas mencapai Rp 25 triliun. Dengan ekses tersebut, Bank Mandiri belum memiliki rencana untuk meningkatkan likuiditas melalui alternatif pendanaan lain. 

Seperti penerbitan obligasi dan pinjaman luar negeri. "Kita masih lakukan susunan Rapat Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). Belum ada keputusan," ujarnya.

Sedangkan untuk tahun depan, Bank Mandiri akan melakukan pengembangan dana murah dengan menambah jumlah ATM. Rencananya, bank berlogo pita emas itu akan menambah hingga 1.500 ATM. 

Pahala mengatakan, perusahaan juga akan mengembangkan dana murah dari UKM dan wholesale transaction. Saat ini kedua segmen tersebut hanya melakukan pinjaman pada Bank Mandiri. 

Branchless banking atau bank tanpa cabang juga dianggap sebagai sarana untuk mengembangkan dana murah. Hingga Juni, dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 12 persen. Branchless banking yang diyakini dapat meningkatkan inklusi finansial diharapkan dapat menumbuhkan DPK hingga 15 persen pada tahun depan.

Bank besar lainnya, PT Bank Central Asia, Tbk (BCA) juga mengakui tidak ada penurunan dana. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, bulan lalu setelah BCA menurunkan suku bunga, perusahaan malah mencatatkan kenaikan deposito sebesar Rp 2,9 triliun.

Direktur BCA Henry Koenaifi menambahkan, akan menjaga likuiditas dengan menjaga penyaluran kredit sesuai laju pertumbuhan dana. BCA hanya menargetkan penyaluran kredit pada tahun ini sebesar 10-12 persen.

Sementara itu, salah satu bank BUKU 3, PT Bank OCBC NISP, Tbk, tengah menjajaki fasilitas pinjaman dan sumber dana non-DPK untuk menambah likuiditasnya.

"Kami terus jajaki dengan memperhatikan stabilitas di samping cost," ujar Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement