REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rencana pemilihan pimpinan MPR secara musyawarah untuk mufakat gagal terlaksana. Pemungutan suara menjadi alternatif terakhir dalam menentukan siapa pimpinan tinggi negara ini.
Berdasarkan usulan yang dibacakan perwakilan per fraksi dari Koalisin Indonesia Hebat (KIH), mereka menyebutkan nama Oesman Sapta sebagai Ketua MPR. Sedangkan wakil ketuanya antara lain Ahmad Basarah (PDIP) Imam Nachrowi (PKB) Rio Patrice (Nasdem) Azrul Aswar (PPP).
Sedangkan, dari Koalisi Merah Putih (KMP), sejumlah nama yang diajukan adalah Ketua MPR Zulkifli Hasan (PAN), Wakil Oesman Sapta Odang (DPD) Hidayat Nur Wahid (PKS) Mahyudin (Golkar), EE Mangindaan (Demokrat).
Berdasarkan absensi kehadiran, gabungan anggota dewan dari DPR dan DPD sebanyak 680 orang. Sistem votingnyanya adalah panggil nama, tukar kartu hadir dengan kertas pemungutan suara, lalu pilih opsi A (usulan KIH) atau B (usulan KMP).
Sebelumnya, hasil rapat KIH, mereka menginginkan sistem pemilihan pimpinan MPR tidak berdasarkan paket, namun musyawarah mufakat dengan mengusung ketua dari DPD dan wakil dari perwakilan KIH dan KMP.