Rabu 08 Oct 2014 14:55 WIB

Pemberontak Houthi Tolak PM Baru Yaman

Tentara Yaman (ilustrasi)
Foto: EPA/Yahya Arhab
Tentara Yaman (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Pemberontak Syiah Houthi menolak perdana menteri baru Yaman, selang beberapa jam setelah pengangkatannya. Ini merupakan pukulan terhadap harapan untuk memulihkan ketertiban setelah dua pekan mereka menyerang ibukota.

Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi pada Selasa (7/10), telah menunjuk kepala stafnya, Ahmed Awad bin Mubarak, sebagai perdana menteri baru Yaman. Pemberontak Houthi mengatakan pada Aljazirah, mereka menolak perdana menteri baru karena tak ada kesepakatan resmi.

"Kami sangat menolak calon ini, yang tidak sesuai dengan kehendak bangsa dan tak merespon keinginan rakyat," ungkap pemberontak dalam sebuah pernyataan setelah pengangkatan.

Para pemberontak mengajukan penolakan dan berencana menunda pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata, yang disponsori PBB. Sebelumnya PBB menyerukan Houthi untuk menarik diri dari Sanaa, setelah perdana menteri menteri baru ditunjuk.

Pejuang Houthi menyerbu Sanaa dalam serangan 21 September silam. Mereka melanjutkan dengan memperkokoh kehadiran militer, melakukan patroli dan mendirikan pos pemeriksaan.

Pemberontak menolak untuk menarik diri dari kota, meski kesepakatan dengan PBB telah dicapai. Houthi kini diyakini tengah berupaya memperluas pengaruh mereka ke arah timur, wilayah ladang minyak utama dan barat daya menuju Laut Merah.

Lahir di pelabuhan selatan Aden, Mubarak merupakan salah satu wakil dialog Gerakan Selatan. Dia juga sekretaris jenderal dialog nasional transisi politik Yaman.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement