REPUBLIKA.CO.ID,BOJONEGORO--Menko Perekonomian Chairul Tanjung meresmikan pengoperasian kilang gas alam cair Donggi Senoro berkapasitas dua juta ton per tahun dengan nilai investasi Rp3,4 triliun.
Presiden Direktur PT Donggi-Senoro LNG (DSLNG) Gusrizal dalam siaran pers di Jakarta, Rabu mengatakan, peresmian dilakukan secara simbolis bersamaan dengan sejumlah proyek energi lainnya di Bojonegoro, Jatim, Rabu.
"Saat ini kilang sedang memasuki tahap uji coba peralatan," katanya.
Menurut dia, kilang yang berlokasi di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah itu merupakan kilang gas alam cair (LNG) keempat di Indonesia setelah Arun (Aceh), Bontang (Kaltim), dan Tangguh (Papua).
Kilang LNG tersebut memonetisasi cadangan gas marjinal di wilayah Sulawesi.
Gusrizal juga mengatakan, proyek menjadi kilang pertama di Indonesia yang menggunakan skema hilir yang memisahkan produksi gas di hulu dengan pengolahan LNG di hilir.
"Model pengembangan hilir ini memungkinkan optimalisasi penerimaan negara, sebab biaya pembangunan kilang tidak membebani 'cost recovery'," ujarnya.
Menurut dia, kilang akan berproduksi penuh setelah pasokan gas dari Joint Operating Body Pertamina Medco Tomori Sulawesi (JOB PMTS) dan Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM), masuk ke kilang.
JOB PMTS akan memasok gas sebanyak 250 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) mulai semester pertama 2015.
Sementara, PPGM dengan komitmen suplai gas 85 MMSCFD akan menyuplai dalam dua tahap yaitu mulai Desember 2015 dan Maret 2016.
Gusrizal menambahkan, proyek Kilang Donggi Senoro telah menyerap lebih dari 4.000 orang tenaga kerja saat puncak pekerjaan dan hampir separuhnya adalah tenaga kerja lokal dari Kabupaten Banggai.
DSLNG merupakan perusahaan patungan antara PT Pertamina (Persero), Medco Energi, Mitsubishi Corporation, dan Korea Gas Corporation. Selain kilang, produksi gas di hulu juga disalurkan ke pabrik amonia dan pembangkit listrik di dalam negeri.