Kamis 09 Oct 2014 00:00 WIB

Parpol Islam Sekarang Rakus Kekuasaan, Terserang Hubbuddunya (2-habis)

Petugas keamanan berjaga berlatar belakang lambang partai di DPP PPP di Jakarta, Senin (18/8). (Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petugas keamanan berjaga berlatar belakang lambang partai di DPP PPP di Jakarta, Senin (18/8). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pakar Politik UI, Agung Suprio, menyatakan gambaran parpol Islam yang haus kekuasaan mengakibatkan ancaman bagi eksistensi mereka.

PPP misalkan, terancam ditinggal konstituennya. Di level elit, mereka bertengkar merebutkan jabatan dan kekuasaan ketua umum dan jabatan politis di pemerintahan dan kabinet. Konflik ini diprediksinya akan membuat konstituen kehilangan kepercayaan.

Baca Juga

“Mereka bisa menyeberang ke parpol Islam lain atau ke nasionalis,” imbuhnya, saat dihubungi, Rabu (8/10).

Agung mengingatkan, hati – hati parpol Islam. PPP terutama. “Kalau tidak merapatkan barisan dan menguatkan konsolidasi internal, maka tidak menutup kemungkinan 2019 nanti sudah bubar,” imbuhnya.

Kondisi PPP menurutnya tidak sama dengan PKB. Basis massa partai besutan NU ini ada pada kyai – kyai. Selama PKB bisa memegang kyai – kyai, maka konstituen PKB relatif stabil. “Kyai – kyai ini memang menjadi senjata Muhaimin sehingga Jokowi sangat percaya kepada PKB,” ujar Agung.

Namun demikian, Agung mengingatkan, parpol Islam harus memiliki semangat perjuangan. Harus memiliki idealisme yang menguatkan mereka untuk berjuang dan merangkul serta menyatukan masyarakat.

Menurutnya, yang membuat parpol Islam unggul adalah semangat perjuangannya. Tanpa itu, parpol Islam menurutnya akan kesulitan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement