REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA—Gerhana bulan total yang terjadi pada Rabu (8/10) merupakan fenomena langka. Sehingga banyak orang yang tidak melewatkan untuk menyaksikan fenomena tersebut. Namun, bagi umat Islam, selain menyaksikan juga diimbau untuk melaksanakan shalat gerhana.
Di Masjid Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, sekitar 200 jamaah melaksanakan salat gerhana. Mereka melaksanakan salat gerhana sehabis Maghrib.
Isna, salah seorang pengurus harian Masjid UIN Sunan Kalijaga kepada Republika Rabu (8/10) malam mengatakan, pelaksanaan shalat gerhana diumumkan sebelum dilaksanakannya ibadah shalat Maghrib. Shalat gerhana, kata Isna, dipimpin langsung oleh Imam Besar Masjid UIN Sunan Kalijaga, Robert Nasrullah Al Hafidz.
“tidak ada khotbah langsung salat,” ujar Isna.Isna menjelaskan, jamaah salat gerhana berasal dari jamaah tetap. Namun, di luar jamaah tetap, lanjut Isna, lebih mendominasi salat gerhana.
Salat gerhana juga dilaksanakan di Musala Al-Ikhlas, Gedong Kuning dalam skala kecil. Laksono, salah seorang warga mengatakan, seusai salat Maghrib jamaah langsung melaksanakan shalat gerhana.
Laksono menuturkan, tidak banyak yang disampaikan oleh Imam di musala tersebut. menurutnya, Imam hanya menerangkan dianjurkannya pada saat terjadi gerhana bulan untuk shalat gerhana.
Namun, tidak semua salat gerhana dilakukan di tempat-tempat Ibadah seperti Masjid dan Musala. Pantauan Republika, muda-mudi melaksanakan salat gerhana di kosnya masing-masing. Menjelang Maghrib, meraka menunggu datangnya fenomena gerhana bulan total.